Bawaslu NTT Libatkan Mahasiswa KKN Unkris Artha Wacana Kupang Awasi Pelanggaran Pemilu
Bawaslu NTT Libatkan Mahasiswa KKN Unkris Artha Wacana Kupang Awasi Pelanggaran Pemilu
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Badan Pengawas Pemilihan Umum ( Bawaslu ) Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ), melibatkan ribuan mahasiswa Unkris Artha Wacana Kupang, untuk mengawasi proses Pemilu 2019 di wilayah itu.
Komisioner Bawaslu NTT, Jemris Foituna, mengatakan, pihaknya melibatkan mahasiswa yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di sejumlah desa di NTT.
Sebelum melibatkan mahasiswa lanjut Jemris, pihaknya menggelar sosialisasi terhadap para mahasiswa di kampus Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.
• Data ICW, Ada 1.466 PNS Koruptor Belum Dipecat, Ini Saran untuk Mahkamah Agung
"Kami berharap, dalam pertemuan dan sosialisasi ini dengan materi yang ada, dapat membantu mahasiswa yang sedang KKN di lapangan, menjadi agen dan mitra kami untuk bisa mensosialidasikan kepada masyarakat terkait hak dan kewajiban masyarakat sebagai pemilih," ujar Jemris di sela kegiatan sosialisasi Pemilu, Rabu (27/2/2019).
Menurut Jemris, jika mahasiswa yang sedang KKN dan menemukan ada dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta pemilu, maka bisa ditindaklanjuti dengan membuat laporan kepada Bawaslu atau pengawas pemilu di setiap jenjang yang ada.
• Kampanye Hitam Jokowi-Maruf di Karawang, Usman: Video Itu Juga Diduga Melanggar Unsur Pidana
Laporan dari mahasiswa itu kata Jemris, akan ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kami menamakan ini dengan pengawasan partisipatif. Selain mahasiswa, kami juga menggandeng semua stakeholders yang ada baik itu akademisi, lembaga swadaya masyarakat, media dan tokoh agama serta masyarakat," ucapnya.
"Kita berharap, semua stake holders bisa bertanggung jawab secara bersama sama terhadap pelaksanaan pemilu, karena suksesnya tergantung dari proses yang sedang berlangsung," sambung Jemris.
Di tempat yang sama Rektor Universita Kristen Artha Wacana Kupang, Frankie Jan Salean, menyebut, mahasiswa yang sedang KKN saat ini yakni berjumlah 1.000 orang.
Ribuan mahasiswa itu kata Salean, tersebar di 97 desa dari sembilan kabupaten di wilayah NTT. Mereka akan berada selama dua bulan di desa.
"Mahasiswa dilibatkan dalam pemilu 2019, ini dalam kaitan dengan tanggung jawab mewujudkan pemilu yang adil, jujur, berintegritas dan berkualitas," ucap Salean.
"Saya kira ini kekuatan yang baik bagi kita untuk berperan aktif dalam pemilu 2019," kata Salean lagi.
Bentuk pengawasannya, kata Salean, yakni menjadi bagian dari pengawasan partisipatif, pada tiga tahapan, yakni saat kampanye, menjelang pemilihan suara dan pemungutan suara.
Menurutnya, jika mahasiswa menemukan adanya pelanggaran maka akan dilaporkan ke Bawaslu. "Saya kira ini akan sangat membantu Bawaslu, karena tangan Bawaslu tidak cukup sampai di semua desa dan inilah peran perguruan tinggi. Harapannya kita bisa mewujudkan pemilu yang berkualitas," tutupnya. (Kompas.com)