Beras Rusak di Gudang, Bulog Ajukan Permohonan Lelang

Sejak beras itu bermasalah, kami langsung mengajukan permohonan untuk dilakukan lelang atas beras rusak itu. Sampai sekarang kami masih menunggu jawab

Penulis: Frans Krowin | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/FRANS KROWIN
GUDANG BULOG -- Kepala Gudang Bulog Lembata, Yohanes Mujur saat melihat beras rusak yang tersimpan di gudang setempat, Kamis (21/2/2019). 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin

POS KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Kepala Gudang Bulog Lembata, Sub Divre Larantuka, Flores Timur (Flotim), NTT, Yohanes Mujur, mengatakan pihaknya sudah mengajukan permohonan untuk lelang beras rusak yang ada di gudang bulog setempat.

"Sejak beras itu bermasalah, kami langsung mengajukan permohonan untuk dilakukan lelang atas beras rusak itu. Sampai sekarang kami masih menunggu jawaban kapan lelang beras rusak itu dilakukan," ujar Yohanes.

Ditemui di gudang itu, Kamis (21/2/2019), dia membenarkan bahwa beras itu menumpuk di gudang setelah masyarakat penerima rastra menyatakan menolak jatah beras tersebut karena kualitasnya sangat jelek.

Dikatakannya, beras yang ditolak masyarakat itu merupakan beras dalam negeri tahun pengadaan 2017. Beras itu dipasok dari Jawa Timur (Jatim) oleh bulog untuk kebutuhan rastra bagi masyarakat kurang mampu di NTT, termasuk Kabupaten Lembata.

Ketika disinggung tentang kualitas beras itu sangat jelek sehingga lebih layak dijadikan pakan ternak, Yohanes mengatakan, penilaian masyarakat itu sampai juga ke telinganya. "Saya juga dengar penilaian seperti itu. Tapi kami dalam posisi sebagai penerima dan penyalur beras, sehingga kami hanya menyalurkan saja," ujarnya.

Setelah melaporkan kasus itu ke jenjang yang lebih tinggi, lanjut dia, Bulog akhirnya menarik beras tersebut dan menyatakan tidak menyalurkan lagi kepada masyarakat. Selanjutnya beras itu akan dilelang untuk dijadikan pakan ternak.

Terkait pelaksanaan lelang beras busuk tersebut, Yohanes mengatakan, kewenangan itu ada pada jenjang yang lebih tinggi.

Bupati Belu Willy Lay Jamin Tidak Ada Hambatan Untuk Pembangunan Bendungan Welikis

Ini Cerita Misteri Dibalik Eldius Gantung Diri di Pohon Mete, di Desa Hoder, Waigete-Sikka     

Oleh karenanya, ia hanya menunggu kapan rekanan pemenang lelang mengambil beras tersebut. Ia juga tidak tahu apakah lelang beras itu sudah dilakukan atau belum. Yang jelas bahwa sampai saat ini beras rusak tersebut masih ada di Gudang Bulog Lembata.

Ia menyebutkan, lelang beras bulog itu kemungkinan hanya diikuti oleh rekanan di luar Lembata. Sebab setelah memenangkan lelang tersebut, beras itu selanjutnya diambil oleh rekanan yang memenangkan pembelian beras rusak tersebut.

Yohanes menyebutkan, beras yang bermasalah itu memang kualitasnya kurang bagus. Butir patahnya sangat banyak, yakni lebih dari 14 persen. Padahal Bulog itu punya standar pengadaan beras untuk kebutuhan masyarakat.

"Bulog itu punya standar saat melakukan pengadaan beras. Tapi kami tidak tahu mengapa sampai ada beras seperti ini," ujarnya.

Ia menyebutkan, ketika beras itu mulai bermasalah, pihaknya langsung berkoordinasi dengan instansi teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata. Maksudnya adalah pemerintah setempat juga tahu masalah tersebut.

Menurut dia, banyaknya beras busuk di dalam gudang, sangat mengganggu beras lain yang juga disimpan du tempat yang sama. Oleh karena itu, pihaknya mengambil dua langkah.

Pertama, mengontrak gudang baru untuk menyimpan beras yang baru masuk. Gudang yang dikontrak itu milik Toko Panca Tunggal Lewoleba. Kedua, mempercepat penyaluran kepada masyarakat.

"Kalau ada beras baru yang masuk, maka sebagiannya disimpan di gudang Panca Tunggal. Selebihnya di gudang ini dengan catatan, penyalurannya dipercepat," ujarnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved