Tak Sampai Sebulan Badan Jalan Jembatan Noebunu Kembali Amblas

Tak sampai sebulan, badan jalan di ujung Jembatan noebunu, Desa Oeekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS kembali amblas.

Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dion Kota
Kondisi badan jalan jembatan Noebunu yang amblas akibat diterjang banjir. 

POS-KUPANG.COM | SOE - Tak sampai sebulan, badan jalan di ujung Jembatan noebunu, Desa Oeekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS kembali amblas. Amblasnya badan ini dipicu oleh hantaman banjir Kali Noebunu pada Senin ( 18/2/2019) sore.

Hujan deras yang turun sekitar satu jam, menyebabkan banjir kali Noebunu. Derasnya aliran air yang menghantam ujung jembatan Noebunu dalam seketika menyebabkan badan jalan yang baru diperbaiki secara darurat oleh BPBD dan Dinas PU kembali amblas.

Batang pohon kelapa dan drum yang dipasang sebagai paku bumi guna menahan kikisan air kali Noebunu tak berdaya menahan derasnya banjir yang terjadi kemarin.

Ahli Geothermal Survei Panas Bumi di Watuwawer Lembata

Dalam seketika, batang pohon kelapa dan drum langsung berserakan dihantam aliran banjir kali Noebunu.

Sekitar tiga meter badan jalan yang berstatus jalan Kabupaten tersabut langsung amblas seketika dan jatuh ke dasar kali. Saat ini, badan jalan yang tersisa hanya sekitar satu meter.

Ini Alternatif Jika Bendungan Kolhua tak Dapat Dibangun

Hal ini menyebabkan hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi jembatan Noebunu. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, terpaksa harus melintasi jalan alternatif dengan menyebrangi kali Noebunu.

Namun, jalan alternatif ini, hanya bisa dilewati kendaraan roda empat dari arah Amanuban Timur ke Kota Soe, sedangkan dari Kota Soe ke Amanuban Timur sulit untuk dilewati karena adanya tanjakan yang cukup curam.

Anton Neobota, supir mobil pikap yang ditemui POS-KUPANG.COM di lokasi mengaku, dirinya tidak bisa mengambil penumpang di wilayah Amanuban Timur akibat amblasnya badan jalan di ujung jembatan Noebunu. Ia tidak berani melintasi jalan alternatif karena adanya tanjakan yang cukup curam.

"Jembatan sudah tidak bisa lewat makanya saya parkir tunggu penumpang di ujung jembatan sini saja. Jalan alternatif yang dibuka sulit untuk kami lewati dari Soe ke Amanuban Timur karena ada tanjakan yang curam. Kalau dari Amanuban Timur ke Soe lebih muda karena hanya turunan saja," katanya.

Goris Nome, supir truk yang memuat kemiri mengaku dirinya tertahan diujung jembatan Noebunu sejak pagi tadi akibat amblasnya badan jalan di jembatan Noebunu.

Kemiri yang diangkut hendak dibawa ke Soe, namun karena kondisi jembatan yang tak bisa disebrangi, dirinya terpaksa menggunakan jasa tenaga pukul kemiri untuk memindahkan kemiri dari truknya ke truk lainnya yang sudah menunggu di sisi lain jembatan.

"Ini baru perbaiki sudah amblas lagi. Ini kalau tidak pakai bronjong dan alihkan arus kali agar tidak langsung menghantam dinding tebing maka kejadian ini akan terus berulang. Kalau sudah begini kita ikut dirugikan karena harus kasih keluar biaya tambahan. Kita berharap pemerintah bisa segera perbaiki secara permanen," katanya.

Pantauan POS-KUPANG.COM, hingga pukul 11.30 Wita, tim dari BPBD maupun Dinas PU belum nampak di lokasi. Kejadian amblasnya badan jalan di ujung jembatan Noebunu ini menarik perhatian warga yang melintas di daerah tersebut. Bahkan sebagian warga mengabadikan moment tersebut dengan kamera handphonenya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved