Inilah Infrastruktur yang Dibangun Pemerintahan Jokowi-JK di Provinsi NTT

Debat kedua capres antara Jokowi dan Prabowo berlangsung seru. Debat yang dimoderator Tommy Tjokro

Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Dirjen SDA Kementerian PUPR, Dr.Ir Hari Suprayogi, M.Eng bersama Wakil Gubernur NTT, Yosef Nae Soi dan Wakil Bupati Belu, J.T Ose Luan menekan tombol sirene sebagai tanda pengisian awal Bendungan Rotiklot di Belu, Kamis (13/1/2019) 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Joko Widodo atau Jokowi menyebut Provinsi NTT dalam debat kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam. Jokowi mengatakan pemerintah membangun tujuh bendungan di NTT.

Sementara capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menjanjikan pembangunan yang lebih cepat dan membawa kemakmuran masyarakat, termasuk petani.

Debat kedua capres antara Jokowi dan Prabowo berlangsung seru. Debat yang dimoderator Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki ini mengangkat Tema Lingkungan Hidup, Infrastruktur, dan Kemandirian Pangan.

Jokowi menyinggung NTT di segmen kelima atau menjelang debat berakhir. Pada kesempatan itu, Jokowi mengaku sudah melakukan sejumlah terobosan untuk memeratakan pembangunan.

Kata Unicorn Naik Daun Usai Debat Pilpres 2019, Kamu Sudah Tahu Artinya Belum? Ini Artinya

Drakor Terbaru Lee Jong Suk Romance Is A Bonus Book Mulai Tayang, Anda Wajib Nonton

Ramalan Zodiak Selasa (19/2/2019) Pisces Habiskan Malammu dengan Momen Romantis Bersama Pasangan

Mulai dari Indonesia Barat, Indonesia Tengah, hingga Indonesia Timur. "Memang tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Dari yang sudah dikerjakan, pasti ada yang kurang," kata Jokowi.

"Mungkin kita sudah selesai membangun Indonesia Timur, tapi Indonesia Barat ternyata belum. Mungkin kita sudah membangun Indonesia Barat, tapi ternyata di Indonesia Timur belum," ujarnya.

Jokowi juga mengungkapkan kalau dalam pemerintahannya, sudah dilakukan upaya pemerataan pembangunan, termasuk di Indonesia Timur. Mulai dari ribuan jalan desa yang dibangun melalui dana desa, hingga sektor strategis.

"Di NTT, kami bangun 7 bendungan untuk mengatasi kesulitan air bersih. Kami juga membangun tol laut untuk akselerasi dan interkoneksi antardaerah," tegasnya.

Ia juga menjelaskan, mengelola Indonesia yang besar dan luas, tidaklah mudah. "Butuh sebuah ketegasan. Butuh sebuah keberanian," ujarnya.

Berdasarkan data Pos Kupang, tujuh bendungan yang dibangun yakni Bendungan Raknamo (Kabupaten Kupang), Bendungan Rotiklot (Kabupaten Belu), Bendungan Napun Gete (Kabupaten Sikka), Bendungan Temef (Kabupaten TTS), Bendungan Manikin (Kabupaten Kupang), Bendungan Kolhua (Kota Kupang) dan Bendungan Mbay (Kabupaten Nagekeo). Total anggaran yang digelontorkan untuk membangun tujuh bendungan senilai Rp 5,9 triliun.

Prabowo mengatakan, dirinya menghargai berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah. Namun menurutnya, apa yang sudah dilakukan itu, khususnya di sektor infrastruktur yang dibangun tidak berdampak langsung. Dia menjanjikan pembangunan yang lebih cepat dan membawa kemakmuran masyarakat.

"Saya menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Pak Joko Widodo di bidang infrastruktur, beliau sudah bekerja keras. Namun, yang namanya demokrasi, saya menawarkan suatu strategi yang akan lebih cepat membawa kemakmuran dan keadilan rakyat Indonesia," kata Prabowo.

"Yang dibangun jalan tol, LRT, pelabuhan, tapi kita lihat tidak ada dampak langsung yang dirasakan untuk ekonomi rakyat," tambahnya.

Ia juga mengatakan dalam sejumlah pandangan dan startegi membangun Indonesia, punya falsafah sendiri. "Pemerintah harus hadir secara aktif, untuk memperbaiki ketimbangan," ujarnya.

Prabowo juga berkal-kali mengatakan, falsafah yang dipakai Prabowo-Sandi, melandasi seluruh program pada Pasal 33 UUD 1945.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved