Sejak Januari, 90 Warga Ende Terkena Serangan DBD
Sejak Januari 2019, 90 orang warga Kabupaten Ende terkena serangan DBD. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Sejak Januari 2019, 90 orang warga Kabupaten Ende terkena serangan DBD. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai 50 kasus dalam setahun.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Vitalis Kako yang dikonfirmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Sis Bendu mengatakan hal itu kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (17/2/2019) di Ende.
Sis Bendu mengatakan bahwa peningkatan kasus DBD di Kabupaten Ende pada tahun 2019 disebabkan oleh siklus tahunan karena kondisi cuaca saat ini yang terus berubah secara drastis.
• Relawan Demokrasi di Ende Dibekali Buku Saku
Selain itu dikarenakan adanya mobilisasi penduduk dari desa ke kota ataupun ke wilayah lain.
Hal lain, kata Sis Bendu, karena kondisi permukiman penduduk yang padat terutama didalam wilayah Kota Ende sehingga memungkinkan adanya penyebaran penyakit DBD juga kondisi rumah warga yang kerap tertutup pada siang hari sehingga tidak memungkinkan adanya cahaya yang masuk kedalam rumah.
• Tawuran Siswa SMKN 2 dan SMAN 4, Riwu Kaho: Pendidikan Karakter Masih Minim
Selain itu, jelas Sis, karena perilaku warga yang tidak menjaga kondisi lingkungan tempat tinggal dengan baik sehingga memungkinkan adanya penyebaran penyakit DBD di permukiman warga yang tidak terawat dengan baik.
"Kita lihat terutama di daerah pantai banyak batok kelapa yang dibiarkan terbuka sehingga memungkinkan penyebaran nyamuk DBD melalui air yang ditampung di batok kelapa," kata Sis Bendu.
Sis Bendu mengatakan bahwa penyebaran nyamuk penyebar penyakit DBD pada umumnya melalui wadah penampung air. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan kepada warga agar senantiasa menguras juga menutup serta mengubur wadah penampung air apabila sudah tidak dibutuhkan lagi.
Sis mengatakan bahwa meskipun dari sisi jumlah penderita penyakit DBD mengalami peningkatan namun dari sisi kasus sebenarnya mulai berkurang. Hal ini yang dibuktikan bahwa mulai berkuranya jumlah penderita yang masuk ke RSUD Ende untuk menjalani perawatan.
"Jika sebelumnya pada Bulan Januari rata-rata tiap hari ada saja penderita DBD yang masuk ke rumah sakit untuk menjalani perawatan namun sekarang mulai berkurang bahkan terkadang dalam satu hari tidak ada pasien DBD,"kata Sis Bendu.
Terkait dengan keberadaan penyakit DBD Bupati Ende, Ir. Marsel Petu mengeluarkan imbauan kepada warga untuk mewaspadai penyakit DBD.
Imbauan tersebut dibacakan di gereja pada saat Misa Minggu (17/2/2019) seperti yang terjadi di Paroki Mautapaga.
Di Paroki Mautapaga di sela-sela pelaksanaan misa petugas membacakan pengumuman kepada umat Paroki Mautapaga agar mewaspadai penyakit DBD dengan senantiasa menjaga lingkungan tempat tinggal dengan menerapkan pola 3 M plus yakni menutup dan menguras serta mengubur wadah penampung air apabila tidak dibutuhkan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius)