Berita Kota Kupang Terkini

Literasi Media, Berita Hoaks dan Pemilu 2019 Jadi Tema FISIP Corner

Berita Hoax dan Pemilu 2019 menjadi tema FISIP Corner Jumat (11/1/2019) pukul 09.00 Wita.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Suasana FISIP Corner di depan lobi FISIP Undana Penfui, Kota Kupang, Kamis (10/12/2018) 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - FISIP Corner sebagai wadah peningkatan budaya ilmiah dan diskusi civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undana Kupang akan digelar besok, Jumat (11/1/2019) pukul 09.00 Wita.

Mengambil tema tema 'Literasi Media, Berita Hoax dan Pemilu 2019', diskusi yang terbuka untuk mahasiswa dan dosen FISIP Undana tersebut akan dihelat di depan Lobi Gedung FISIP Undana.

Diskusi akan dipandu oleh Moderator, Monika Wutun S.Sos.,M.I.Kom hadir empat orang pemantik dalam diskusi tersebut, di antaranya, Guru Besar Ilmu Komunikasi Undana, Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S, Doktor Komunikasi Bidang Keahlian Literasi Media, Dr. Mas'amah, S.Pd.,M.Si.

Dr. Masamah: Hadapi Pemilu Masyarakat NTT Harus Waspada Berita Hoaks

Selanjutnya, dosen FKIP Bahasa Indonesia, Dr. Marsel Robot dan Dosen Komunikasi Politik Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undana, Mariana A. Noya Letuna, S.Sos.,MA.

Doktor Komunikasi Bidang Keahlian Literasi Media, Dr. Mas'amah, S.Pd.,M.Si dihubungi POS-KUPANG.COM per telepon, Kamis (10/1/2019) siang mengatakan, dalam diskusi besok pihaknya akan menggambarkan terkait literasi media di Kota Kupang berdasarkan riset terbarunya saat menempuh studi doktoralnya di Universitas Padjajaran (UNPAD).

Gubernur Laiskodat: Buat Festival Biar Dunia Luar Tahu

"Waktu kuliah S3 di UNPAD saya melakukan penelitian tentang literasi media di Kota Kupang. Saya menelitinya dari anak-anak di tingkat sekolah yakni, SMPN 2 Kota Kupang, SMP Sinar Pancasila Kupang dan SMP Lentera Harapan Kupang," ungkap dosen tetap di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undana ini.

Dari hasil tersebut, ditemukan media televisi menjadi media yang paling digemari dan paling diakses masyarakat Kota Kupang.

Selain itu, ditemukan fakta masyarakat Kota Kupang dan anak-anak usia sekolah masih tergolong dalam kategori masyarakat yang memiliki tingkat literasi rendah.

Dijelaskannya, para orangtua siswa yang ditelitinya memang melakukan pembatasan menonton bagi anak-anak dan terkadang konten acara ditentukan oleh orangtua.

Akan tetapi, lanjut Mas'amah, pembatasan bagi anak-anak tersebut tidak terkait konten media yang dinilai kurang bagus bagi anak-anak akan tetapi karena faktor kesehatan dan faktor ekonomi.

"Alasannya bukan takut karena konten acaranya yang buruk, tapi takut matanya (anak-anak) rusak dan pengeluaran yang bertambah karena membayar listrik. Jadi bukan karena faktor konten media akan tetapi faktor kesehatan dan ekonomi semata," tegasnya.

Riset komprehensif yang dilakukan tidak hanya menjadikan anak-anak tingkatan SMP dan orangtuanya sebagai responden akan tetapi, kata Mas'amah, pihaknya juga mewawancarai para guru, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kominfo Kota Kupang, Kominfo Provinsi NTT, kementerian dan staff ahli menteri.

Selain itu, dalam diskusi akan dibahas juga terkait hoax, masifnya penggunaan media sosial dan media daring lainnya oleh masyarakat Kota Kupang.

"Diskusi besok juga di bicarakan terkait media-media lainnya terutama internet yang saat ini sudah ada di genggaman kita ini. Dengan ujung jari kita, kita sudah bida kemana-mana kan," imbuhnya.

Dirinya berharap, setiap komponen baik Akademisi, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja secara kolektif untuk meningkatkan kesadaran kritis dan meningkatkan literasi media masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved