Berita Kabupaten Nagekeo

Di Nagekeo, Desa Didorong Menjadi Desa Tangguh Bencana! Ini Alasannya

Mereka mungkin lebih siap menghadapi bencana, tetapi belum tentu tangguh," ungkap Staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo,

Editor: Ferry Ndoen
Pos Kupang.Com/Gordy Donafan
Suasana saat kegiatan pelatihan oleh Perkumpulan Relawan CIS Timor dan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) di Aula Kantor Camat Boawae Kabupaten Nagekeo, Senin (10/12/2018). 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS KUPANG.COM | MBAY -- Desa dan Kelurahan harus menjadi tangguh bencana sehingga bisa didorong kesana dan bisa diwujudkan.

"Bagaimana masyarakat dikatakan tangguh dalam menghadapi bencana? Memiliki dana 200 juta rupiah, memiliki relawan 200 orang, memiliki peralatan yang canggih?.

Mereka mungkin lebih siap menghadapi bencana, tetapi belum tentu tangguh," ungkap Staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Agustinus Bebi Daga, S.Ip, saat memberikan materi tentang program desa atau kelurahan tangguh dalam kegiatan

pelatihan Training Of Trainer (ToT) penguatan kapasitas Karang Taruna dalam partisipasi anak dan kaum muda yang tangguh bencana di Kecamatan Boawae, Senin (10/12/2018).

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Perkumpulan Relawan CIS Timor dan Yayasan Plan International Indonesia (YPII) berupa pelatihan Training Of Trainer (ToT) penguatan kapasitas Karang Taruna dalam partisipasi anak dan kaum muda yang tangguh bencana di Kecamatan Boawae, sebagai upaya bersama mewujudkan Kabupaten layak anak yang tangguh bencana di Kabupaten Nagekeo.

Kegiatan tersebut digelar selama tiga hari dimulai sejak, Senin (10/12/2018) hingga Rabu (12/12/2018) bertempat di Aula Kantor Camat Boawae Kabupaten Nagekeo.

Pria yang akrab disapa Gusty ini menjelaskan, masyarakat tangguh bencana mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak (ancaman bencana) dengan cara melakukan adaptasi, mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.

Pemilik Tanah Bongkar Menara Mercusuar di Bukit   Iligetang,Sikka-NTT

Kejurnas Silat Perisai Diri di Jabar! Ferdi Amatae Dipercaya sebagai Ketua Pertandingan

"Kalau terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali," ungkap mantan ketua GMNI Cabang Denpasar Bali ini.

Ia mengatakan ada enam komponen sistem penanggulangan bencana di desa dan kelurahan diantaranya, legislasi atau aturan, perencanaan seperti aksi komunitas dan rencana kontijensi, kelembagaan seperti kelompok penanggulangan bencana. Pendanaan yaitu, APBD, APBDes (Anggaran Dana Desa) dana mandiri masyarakat dan sektor swasta.

Selain itu, lanjut Gusty, pengembangan kapasitas seperti pelatihan, penyebaran informasi, simulasi dan lain-lain serta ada penyelenggaraan penanggulangan bencana pra, saat dan pasca bencana.

"Tujuan Program desa dan kelurahan tangguh yaitu
Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dalam menghadapi bencana. Strategi program berupa membangun sinergi dengan program-program perberdayaan yang sudah dan sedang ada di desa/kelurahan.

Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana," ujar
ketua Pemuda Pancasila Kabupaten Nagekeo ini.

Ia menjelaskan indikator Program yaitu adanya Peta ancaman bencana, Peta dan analisis kerentanan masyarakat terhadap dampak bencana, Peta dan analisis kapasitas dan potensi sumber daya, Draf Rencana Penanggulangan Bencana, Draf Rencana Aksi Komunitas, Relawan Penanggulangan Bencana (termasuk forum PRB), Sistem Peringatan Dini berbasis masyarakat, Rencana kontijensi (termasuk evakuasi) dan Pola Ketahanan Ekonomi. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved