Berita NTT Terkini
Pemprov NTT Ikut Kelola Taman Nasional Komodo
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT berencana akan turut mengelola kawasan Taman Nasional Komodo (TNK)
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT berencana akan turut mengelola kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Pemprov juga ingin menjadikan TNK sebagai obyek wisata berkelas.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si dalam jumpa pers dengan wartawan di Aula Kantor Dinas Pariwisata NTT, Senin (26/11/2018).
Menurut Marius, isu soal pengelolaan TNK yang selama ini dikelola oleh otoritas TNK di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca: KPU Menggelar Rapat Pleno Tertutup, Salah Satu Agendanya Tentukan Nasib OSO
"Bapak Gubernur NTT ingin agar TNK dikelola oleh Pemprov NTT. Sebagai wakil pemerintah pusat, Pemprov NTT juga punya kewenangan," kata Marius.
Dia menjelaskan, keinginan Gubernur NTT itu telah beberapa kali disampaikan dan dalam waktu dekat direncanakan akan digelar rapat koordinasi (rakor) bersama pemerintah Manggarai Barat dan stakeholder.
Baca: Mobil Tabrak Pembatas Jalan, Warga Kupang Heboh Sebut Jembatan Liliba Goyah
"Dalam rakor itu, akan disampaikan bagaimana Provinsi NTT ikut mengelola TNK," katanya.
Dikatakannya, beberapa hal yang menjadi diskusi itu antara lain pendapatan atau pemasukan dari TNK.
"Jika dikelola Pemprov NTT, maka itu akan masuk ke kas negara berupa penerimaan negara bukan pajak ( PNBP). Kalau pemprov kelola, maka akan menambah penerimaan bagi NTT," katanya.
Dikatakan, tekad Gubernur NTT menjadikan kawasan TNK itu menjadi destinasi wisata berkelas. Selama ini, arus keluar -masuk di TNK sudah seperti pasar, keluar masuk, sehingga kurang berkelas.
"Ke depan kita menata sekaligus mengambil bagian pengelolaan. Saat ini TNK harus menangkap apa yang disampaikan Gubernur," ujarnya.
Dia menceritakan soal pengalaman ke London dan ke tempat latihan klub sepakbola Liverpool yang mana telah menjadi obyek wisata.
"Setiap yang masuk ke lokasi itu membayar cukup mahal, setiap orang hampir Rp 1 juta. Kita semua tahu bahwa gubernur menetapkan pariwisata sebagai leading sektor, " ujarnya.
Marius mengatakan, Gubernur NTT mengatakan, karena pariwisata sebagai prime mover, maka direncanakan mulai tahun depan hingga lima tahun pariwisata secara agresif dikembangkan sesuai visi-misi gubernur dan bagus.
"Ini sejalan juga dengan program Presiden bahwa pariwisata memperkuat ekonomi nasional. Sebagai lokomotif, maka sektor ini menjadi perhatian, dengan harapan ekonomi NTT ke depan sudah mulai beradaptasi pada ekonomi berbasis jasa.Meski belum signifikan tapi trend pertumbuhan ke depan akan membaik," katanya. (*)