Berita Kabupaten Kupang Terkini
Guru Diminta Mengubah Cara Mengajar dari Tradisional Menjadi Pembelajaran Multi Stimulan
Guru Diminta Mengubah Cara Mengajar dari Tradisional Menjadi Pembelajaran Multi Stimulan
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong
POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Terkait HUT PGRI ke 73 dan Hari Guru Nasional tahun 2018 tingkat Kabupaten Kupang, Desa Oe Besi, Kecamatan Amarasi Timur menjadi tuan rumah. Pada puncak kedua hari bersejarah dengan tema "Wujudkan Guru sebagai penggerak perubahan menuju Indonesia cerdas berkarakter dalam revolusi industri 4.0", ini
dilaksanakan secara sederhana dengan upacara bendera bersama.
Dari rilis Bagian Humas Setda Kabupaten Kupang yang dikirim ke POS-KUPANG.COM, Senin (26/11/2018) disebutkan, upacara bendera dipimpin Plt. Bupati Kupang, Korinus Masneno. Turut hadir, Kadis P dan K Kabupaten Kupang, Imanuel Buan, Camat Amarasi Timur, para kepala desa, para Pengurus PGRI se-Kabupaten Kupang, para Guru, pelajar,tokoh masyarakat,tokoh Agama dan undangan lainnya.
Baca: Bersih dalam Melayani, Bupati Willy Tak Menyangka Kabupaten Belu Dapat Peringkat Satu
Disebutkan, tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional yang juga merupakan Hari Ulangtahun PGRI sesuai keputusan Presiden No 78 Tahun 1994. Penetapan ini diperkuat dalam UU Nomor : 14 Thn 2005 tentang Guru dan Dosen.
Baca: BKD Sikka Masih Tunggu Perangkingan Peserta Lolos SKD
Korinus Masneno dalam membacakan sambutan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Dr. Unifa Rosydi, M.Pd menegaskan, PGRI hadir bukan hanya ikut serta memperjuangkan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetapi juga berperang melawan kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat guru.
Guru sulit bersaing dengan mesin yang jauh lebih cerdas lebih cepat dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu para guru perlu mengubah cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran multi stimulan agar lebih menyenangkan dan menarik.
Disadari, masih banyak agenda perjuangan guru baik negeri, swasta, tetap, tidak tetap yang harus secara konsisten diperjuangkan PGRI agar guru-guru dapat berdaulat dan bermartabat dan fokus dalam pendidikan dan pembelajaran yg berkualitas.
"Terima kasih kepada seluruh guru, pendidik dan tenaga kependidikan utamanya guru honorer yang selama ini tiada kenal lelah mengisi kekosongan guru. Tanpa dedikasi mereka dapat dibayangkan bagaimana proses pembelajaran berlangsung karena kekurangan guru," kata Unifa.
Unida berharap agar para pengurus PGRI di semua tingkatan dan mengawal perjuangan dan aspirasi para guru, pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan profesionalisme, kesejahteraan dan perlindungan dengan mengedepankan dialog, berbasis data, santun dan bermartabat tanpa membedakan status guru apapun termasuk guru PAUD. Jadikan PGRI sebagai rumah besar guru, pendidik dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan aspirasi, tempat saling bertumbuh dan berbagi, tempat silaturahmi membangun dan menyebarkan kebaikan bagi negeri. (*)