Berita NTT Terkini
Gubernur Laiskodat Pesan Pendidikan Tinggi Jangan Bosan Bicara Sampah
Saya minta kepada pendidikan tinggi agar jangan bosan-bosan bicara soal sampah. Kampanye tentang sampah ini bukan hal kecil.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - "Saya minta kepada pendidikan tinggi agar jangan bosan-bosan bicara soal sampah. Kampanye tentang sampah ini bukan hal kecil, tapi hal besar karena berdampak besar."
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, pada acara Dialong Pemprov NTT dengan Civitas Akademika /Pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi (PT) sedaratan Timor, Alor dan Rote Ndao di Hotel Aston, Rabu (21/11/2018).
Hadir pada acara ini, Wagub NTT, Josef Nae Soi, Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan, Prof. Daniel Kameo, Sejumpah pimpinan Perangkat Daerah NTT, Wakapolda NTT, Birgjen Pol. Johny Asadoma, Karo Humas Setda NTT, Drs. Semuel Pakereng, M.Si, Karo Kesra, Barthol Badar, S.H, M.M dan undangan lainnya.
Baca: Hindari Serangan DBD, Dinkes Kota Kupang Imbau Masyarakat Lakukan 3M
Sementara dari Perguruan Tinggi, hadir Rektor Undana, Prof. Fred Benu, M.Si, Ph.D, Rektor UKAW, Frankie J Salean, SE.M.P, Rektor Unwira, P. Dr. Philipus Tule, SVD, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Zainur Wula, M.Pd, Rektor Universitas Persatuan Guru (UPG) 45 NTT, David Selan, S.E,M.M dan perwakilan dari Universitas Timor. Dialog ini dipandu, Kadis Pariwisata NTT, Dr. Marius Jelamu, M.Si.
Baca: Rumah Warga Terang Rusak Diterjang Angin, DPRD Minta Pemerintah Bantu Seng dan Balok
Pada kesempatan itu, Viktor mengatakan, pendidikan tinggi atau perguruan tinggi juga harus terus berbicara soal sampah.
"Saya harap, bicara dengan teman dari pendidikan tinggi, jangan bosan-bosan bicara soal sampah. Di provinsi sekarang, dalam pemantauan saya, sudah 80 persen sudah rapi tentang sampah, dan kota ini. Padahal, sampah itu bukan masalah kecil tapi masalah besar karena dampaknya besar," katanya.
Dia menjelaskan, jangan sampai ketika turun dari pesawat, kemudian kita melihat kiri dan kanan, pasti sampah plastik ada di mana-mana.
Kondisi begitu menunjukkan ciri khas kota ini, yakni kota yang penuh dengan sampah, maka manusia- manusianya tidak beradab.
"Ciri khas kota, indah, bersih, rapi tertib, namun ciri khas ini belum terlihat di kota ini. Tanggungjawab siapa. Ini tanggung jawab kita semua," katanya.
Dia mengakui, selaku gubernur, dirinya mengajak semua elemen dan lembaga, termasuk di lembaga-lembaga agama, LSM, OPD dan Forkopimda untuk berbicara mengenai sampah.
"Pasti orang omong bahwa kenapa gubernur bicara sampah. Tetapi dari sampah tidak terjaga, maka akan berpengaruh. Ambil sampah buang, makan buang, dia merokok lalu buang. Bahkan tidak pernah berpikir bahwa sampah saya tidak boleh membebani orang lain," ujarnya. (*)