Berita Kabupaten Sikka Terkini
Smater Sekolah Masa Depan Pilihan Kemenlu Jerman
Kemenlu Jerman melalui Goethe Institute Jakarta memilih SMA Katolik Frateran Maumere sebagai sekolah mitra masa depan (PASCH).
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eginius Mo'a
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jerman melalui Goethe Institute Jakarta memilih SMA Katolik Frateran Maumere sebagai sekolah mitra masa depan (PASCH).
Penentuan SMAK Frateran Maumere sebagai sekolah mitra masa depan dilakukan melalui survey pada Agustus 2018. Penandatanganan kesepakatan kerja sama akan dilakukan bulan Desember 2018 di Kedutaan Besar Jerman.
"Sebelum ini SMAK Frateran Maumere mendapat status sebagai sekolah rujukan nasional. Kali ini sebagai sekolah mitra masa depan dari Kementerian Luar Negeri Jerman melalui Goethe Institut Jakarta. SMAK Frater sekolah mitra ke-29 di Indonesia," ujar Kepala SMAK Frateran Maumere Frater M. Polikarpus BHK, Senin (12/11/2018) di Maumere.
Baca: Jokowi Bikin Heboh Warga di CFD Bandung, Ini yang Terjadi
Menjelang penandatanganan kesepakatan kerja sama dan penyerahan plakat, SMAK Frateran Maumere ditunjuk menjadi tuan rumah Science Film Festival (SFF) dan Food Revolution (FR). Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat-Sabtu (2-3/11) di Aula Mardiwiyata dihadiri 1.200 siswa-siswi utusan dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolan menengah atas di Kota Maumere.
Baca: Bareng Komunitas Motor, Jokowi Touring Pakai Kawasaki W175 di Bandung
Menurut Frater Polikarpus, hal positif dari sekolah mitra masa depan yakni terselenggaranya SFF dan FR. Pada dua kegiatan ini, siswa-siswi SMAK Frateran Maumere dilibatkan mengolah makanan dari bahan pangan lokal yang go international.
Dikatakanya, science festival tahun ini menyoroti tantangan mengurangi gas rumah kaca mengusung revolusi pangan, menghadapi tantangan tahun 2050 dan memperkenal tema tersebut kepada anak-anak di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika dan Timur Tengah. Program festival kali ini, berupaya mengurangi resiko lingkungan yang terkait dengan perilaku konsumsi pangan kita serta solusi potensial untuk masa depan dengan cara yang menyenangkan dalam permainan yang mudah dipahami.
Festival mengajak anak Indonesia mengenal sains melalui 15 film yang menghibur.
Koordinator umum penyelenggara, Kristoforus Igo,S.Pd, dan Ketua Panitia, Arnoldus Mizenti,S.Pd, menjelaskan penyelenggaran SFF dan FR melibatkan peserta dari 25 SD mengutus 15 murid/SD, 25 orang/SMP dari 11 sekolah dan 25 orang/SMA dari sembilan SMA. (*)