Berita Nasional Terkini

Pemerintah Kirim 100 Guru untuk Anak TKI di Malaysia

Pemerintah mengirimkan 100 guru ke Malaysia untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak TKI selama dua tahun.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
Ratusan murid sekolah dasar mengikuti kampanye Gemarikan di SDN 01 dan 03 Tugu Selatan, Jakarta Utara, Kamis (27/9/2018). 

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Pemerintah mengirimkan 100 guru ke Malaysia untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) selama dua tahun.

Mereka akan ditempatkan di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang terletak di Sabah, Sarawak dan Kuching.

Para guru yang dikirim merupakan tenaga profesional, memiliki sertifikat pendidik yang sah dari pemerintah, dengan kompetensi meliputi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesionalisme.

Baca: Keluarga Atut Kerahkan Jaringan Menangkan Jokowi-Maruf Amin di Banten

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berpesan, para guru harus proaktif mencari siswa bagi PKBM karena kondisi di sana jauh berbeda dengan kondisi sekolah di kota-kota besar di Indonesia, di mana sebagian besar jumlah calon siswa lebih banyak daripada yang diterima.

Baca: Pegawai KPK Kritik Pernyataan Moeldoko soal Penuntasan Kasus Novel Baswedan

Ia juga meminta para guru mampu menggali potensi anak-anak Indonesia di tempatnya bertugas.

"Ini tanggung jawab yang besar dalam membawa nama Indonesia sekaligus pengabdian. Anda (sebagai guru) adalah wajah dari negara Indonesia yang akan berada di Malaysia," ujar Muhadjir seperti dikutip dari siaran pers Kemendikbud, Sabtu (3/11/2018).

Muhadjir mengatakan, saat ini masih ada sekitar 100.000 anak-anak Indonesia yang belum terlayani pendidikannya.

Untuk itu, pemerintah akan menargetkan 50.000 anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan. "Kami (Pemerintah) baru bisa melayani sekitar 28.000, sekarang mau dinaikkan sampai 50.000 targetnya," kata Muhadjir.

Pengiriman guru ke Malaysia ini telah dilakukan sembilan kali sejak 2006 lalu. Pada tahap pertama, sebanyak 95 guru diberangkatkan dan ditempatkan di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak.

Pengiriman guru dilakukan pada Kamis (1/11/2018) dan Jumat (2/11/2018) lalu. Sementara sisanya akan diberangkatkan ke Kuching, Malaysia, setelah perizinannya rampung.

PKBM atau yang lebih dikenal dengan Community Learning Center (CLC) adalah lembaga pendidikan non formal yang diprakarsai dan dikelola oleh masyarakat sebagai upaya memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Hingga saat ini, terdapat 294 PKBM di Malaysia, dengan rincian 155 jenjang sekolah dasar (SD) dan 139 jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Praptono mengatakan, kegiatan belajar mengajar di lokasi penempatan harus tetap berjalan meskipun pendukung delapan standar nasional pendidikan tidak tersedia sepenuhnya.

Sarana prasarana yang terbatas, kelebihan jam kerja, dan lainnya menjadi tantangan yang harus dipecahkan para guru.

"Semoga anak-anak Indonesia di Malaysia bisa terlayani pendidikannya dan meraih masa depan yang lebih baik, sehingga melalui pendidikan akan memutus rantai kemiskinan dan kebodohan," ujar Praptono saat memberikan sambutan pada acara Serah Terima Guru untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di Malaysia, Rabu (31/10/2018), di Hotel Klagan Regency, Kota Kinabalu, Malaysia. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved