Berita Kota Kupang Terkini
Ini Harapan Ketua HNSI Kota Kupang Pada Acara Rembug Pesisir
Ketua HNSI Kota Kupang, Maksi E Ndun mengharapkan acara Rembug Pesisir bisa memberi nilai positif
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang, Maksi E Ndun mengharapkan acara Rembug Pesisir yang diikuti sjumlah nelayan di Kota Kupang dan sekitarnya bisa memberi nilai positif dan saling memberi motivasi.
Maksi mengatakan hal ini pada acara Rembug Pesisir di Kelurahan Panjang, Kota Kupang. Rembug ini sebagai wadah diskusi para nelayan di Kota Kupang dan sekitarnya.
Acara ini berlangsung di Lokasi Pasar Fala Leo, Pasir Panjang, Selasa (30/10/2018). Rembug Pesisir ini dengan tema, Pengakuan hak dan reklaim ruang penghidupan nelayan tradisional dan kecil.
Baca: Pemkab TTU Anggarkan Rp 63 Miliar Lebih untuk Progran Berarti
Rembug ini digelar oleh Yayasan Pikul, Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) dan Oxam.
Menurut Maksi, HNSI Kota Kupang mendukung penuh upaya dari semua elemen baik swasta maupun pemerintah yang ingin berkontribusi dan membantu nelayan.
Baca: Nelayan Lokal di Kota Kupang dan Sekitarnya Masih Terganggu Penggunaan Pukat Cincin
Terkait kehadiran sejumlah LSM yang mendukung nelayan, ia mengatakan hal itu sangat positif karena bisa menyuarakan aspirasi dari nelayan kepada pemerintah.
"Jadi seperti Yayasan PIKUL ini, tentu sebagai jembatan yang membawa aspirasi dan keluhan nelayan kepada pemangku kepentingan dan pemerintah. Saya kira ini hal positif sehingga harapan kami kegiatan-kegiatan seperti ini perlu terus ditingatkan," kata Maksi.
Program Manager Yayasan PIKUL, Andri mengatakan, salah satu potensi yang digarap nelayan adalah garam. Dan garam di NTT masih banyak yang belum dikelola.
"Karena itu, lewat Rembug Pesisir ini kita bisa berbagi dan memberi masukan. Kegiatan ini penting, karena walaupun dianggap tidak penting oleh banyak orang, namun apa yang kita lakukan ini bisa menjadi masukan buat pemerintah atau pengambil kebijakan," kata Andri. (*)