Berita Kabupaten Manggarai Barat
Awal November 2018 Nasib Irigasi Terang Ditentukan Tim UGM! Apa Dikerja atau Tidak
Studi kelayakan itu out putnya, apakah layak dibangun atau tidak. Bagaimana jangkauannya, secara teknisnya seperti apa dan beberapa
Laporan Reporter POS--KUPANG.COM, Servatinus Mammilianus
POS--KUPANG.COM | LABUAN BAJO--Pada awal November 2018 mendatang, tim pengkaji dari UGM yang melakukan studi kelayakan pembangunan irigasi Sawah Terang akan menentukan layak atau tidaknya pekerjaan pembangunan saluran irigasi dari Wae Bobo di Macang Pacar ke sawah tadah hujan Terang itu.
Baca: Begini Kondisi Ari Lasso Pasca Dilarikan ke RS: Alami Nyeri Punggung
"Sekitar pada awal November 2018, dokumen hasil akhir yang dibuat oleh tim pengkaji dari UGM sudah ada," kata kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Fransiskus S. Sodo, saat dikonfirmasi POS--KUPANG.COM, Jumat (26/10/2018).
Saat itu dia dikonfirmasi terkait lanjutan tahapan rencana pembangunan saluran irigasi di Sawah Terang.
Dia menjelaskan, studi kelayakan sudah dilakukan oleh tim dari UGM beberapa waktu lalu.
"Studi kelayakan itu out putnya, apakah layak dibangun atau tidak. Bagaimana jangkauannya, secara tekhnisnya seperti apa dan beberapa hal terkait lainnya. Selanjutnya baru bisa buat perencanaan detail," kata Fransiskus.
Untuk diketahui, tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan analisis secara ilmiah terhadap hasil survei potensi sumber air Wae Bobo di Macang Pacar, untuk menjadi sumber air irigasi ke Sawah Terang di Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Sekretaris Bappeda Mabar, Salvador Pinto, menyampaikan bahwa selain hasil pantauan langsung di lapangan, tim dari UGM itu juga mencari informasi lewat internet.
Pinto menyampaikan, tim dari UGM yang datang itu terdiri dari 2 profesor, 3 doktor dan 2 pendamping, jumlah totalnya 7 orang.
“Kami bersama tim dari UGM itu sudah lakukan Focus Group Discution atau FGD awal. Tim UGM melakukan identifikasi berdasarkan pantauan langsung di lapangan dan sumber informasi dari internet. Selanjutnya, apa yang mereka dapatkan dari lapangan akan segera dianalisis secara ilmiah,” kata Pinto kepada POS--KUPANG.COM, Kamis (27/9/2018).
Nantinya kata dia, tim dari UGM akan menyampaikan catatan rekomendasi, misalnya sumber air dari Wae Bobo itu mampu mengairi sawah berapa hektar. Kalau pemerintah daerah mau menindaklanjuti maka tim UGM akan menjelaskan langkah-langkahnya.
“Tentu dalam langkah-langkah itu, tim UGM juga akan menyampaikan untung dan ruginya, termasuk sarana dan anggaran yang dibutuhkan,” kata Pinto.
Dijelaskannya, tim dari UGM yang sudah datang ke Labuan Bajo itu terdiri dari ahli tekhnik irigasi dan ahli bendungan yaitu dua orang profesor. Selain itu ada juga ahli geologi, ahli air dan ahli lingkungan yakni 3 orang doktor.
Diberitakan sebelumnya, tim dari UGM melakukan survei potensi sumber air Wae Bobo di Macang Pacar, untuk menjadi sumber air irigasi ke Sawah Terang di Boleng, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Sepulang dari lokasi , tim UGM bersama petugas di Bappeda Mabar dan pihak terkait lainnya melaksanakan Focus Group Discution (FGD) di Kantor Bappeda, Selasa (25/9/2018), membahas kelanjutan tahapan tersebut.
Survei dilakukan atas kerjasama antara pemerintah Mabar dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Gajah Mada (UGM).
Ada dua tim dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang datang ke Labuan Bajo, yaitu tim untuk sosialisasi sebanyak 2 orang dan tim untuk survei sebanyak 7 orang.(*)