Berita Flores Timur Terkini

Penjaga Lango Belen Kampung Riang Pigang Menangis Mengisahkan Rumah Sukunya Terbakar

Penjaga Lango Belen milik masyarakat Riang Pigang, Flores Timur meneteskan air mata mengisahkan rumah suku yang terbakar.

Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/FELIKS JANGGU
Petrus Bela Maran, penjaga Lango Belen masyarakat Kampung Riang Pigang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM | LARANTUKA - Petrus Bela Maran, penjaga Lango Belen milik masyarakat Riang Pigang Desa Ratulodo Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur meneteskan air mata mengisahkan rumah suku yang terbakar.

Rumah suku atau dikenal dengan Lango Belen sukunya terbakar pada 11 Oktober 2018 pekan lalu. Saat rumah suku itu terbakar, ia sedang tidak ada di tempat.

"Saya ikut syukuran tabisan di Kawaliwu. Saya tidak tahu apa penyebab rumah ini terbakar," kisah Petrus di sela syukuran Lango Belen yang baru Sabtu (20/10/2018).

Baca: Jaringan Sekolah Islam Terpadu Serius Kembangkan Pendidikan di NTT

Petrus mengatakan rumah besar suku itu dibangun pada 10 Oktober 1997. Usia bangunan saat terbakar sudah 17 tahun 4 hari.

"Saya sedih mengisahkan ini," kata Petrus ambil menunduk dan menyeka air matanya.

Baca: Bupati Manggarai Mengaku Ada Proyek Air Milik Pemprov NTT Belum Tuntas

Dua lumbung padi di sekitarnya juga ikut terbakar pada hari itu. Bersyukur rumah adat atau Korke tidak ikut terbakar padahal tidak terlalu jauh dari Lango Belen.

"Kalau rumah adat itu kita selalu bersihkan di sekitarnya," kata Petrus.

Lango Belen yang dijaga Petrus menghimpun semua suku di Riang Pigang yakni Ama Maran, Koten, Liwun, Soge, Wulongeni, Lama Ojan, dan Lamuki.

"Saya yang jaga rumah besar ini. Ini warisan orang tua kami,"cerita Petrus. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved