Berita NTT
Jika Ingin Lihat Duyung Datanglah ke Pulau Kenari-Alor
Duyung atau dikenal sebutan Dugong ada di Kabupaten Alor. Satwa ini dilindungi UU dan mulai terkenal sebagai salah satu obyek wisata
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/KUPANG --- Jika ingin melihat Duyung atau Dugong, maka mampirlah ke Kabupaten Alor, NTT. Duyung ini sudah menjadi obyek wisata yang menarik wisatawan.
Baca: Danrem 161 WS Jelajah Wilayah Tapal Batas Pakai Motor Trail
Baca: Gadis Dibawah Umur asal Ende Ditemukan di Aeramo
Hal ini disampaikan Anggota Komisi II DPRD NTT, Ir. Ans Takalapeta, Kamis (27/9/2018).
Menurut Ans, Duyung atau dikenal juga dengan sebutan Dugong ada juga di Kabupaten Alor. Satwa ini dilindungi UU dan mulai terkenal sebagai salah satu obyek wisata kurang lebih dua tahun terakhir.
"Jadi duyung atau Dugong ini ada juga di Alor, lokasinya di Perairan Mali. Untuk melihatnya hanya membutuhkan waktu 15 -20 menit untuk sampai di lokasi Dugong berada. Pengunjung dari Pantai Mali dengan menggunakan perahu motor milik warga yang disewakan," kata Ans.
Anggota DPRD NTT asal Alor ini mengatakan, tarif yang dikenakan untuk sampai ke lokasi dugong ini relatif murah terjangkau. Biasanya tarif transportasi dan juga untuk melihat dugong sekitar Rp 150.000 hingga Rp 175 .000 per orang.
"Ini sudah jadi kawasan konservasi dan telah ditetapkan oleh Pemkab Alor, kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Keluatan dan Perikanan sebagai kawasan Konservasi," ujarnya.
Mantan Bupati Alor ini, mengatakan,mamalia laut yang dilindungi ini sudah mengetahui jika ada pengunjung di perairan yang menjadi habitatnya. "Karena itu, kalau ada bunyi mesin perahu motor, maka dengan sendirinya Dugong itu muncul. Memang orang ada pawang, tapi beberapa kali saya ke sana, dugong itu muncul ketika ada perahu motor yang masuk ke kawasannya," kata Ans.
Dia mengakui, satwa itu kemungkinan sudah mengetahui suasana jika ada pengunjung yang masuk ke kawasan atau habitatnya.
"Khusus di lokasi ini, ada sebuah pulau namanya Pulau Sikka dan ada restoran mini bagi pengunjung yang ingin menikmati antraksi dugong," ujarnya.
Dikatakan, ketika tiba di lokasi pengunjung bisa menikmati antraksi dugong ini maksimal 30 menit.
Tentang antraksi dugong, ia mengatakan, ketika ada pengunjung yang tiba, maka dugong akan muncul seolah-olah ia menjemput tamu.
"Ketika kita sampai dia mampir mendekati badan perahu dan juga muncul di atas permukaan, bahkan kembali ke dasar laut dan lainnya. Kondisi itu, seolah-olah Dugong sedang berkomunikasi dengan pengunjung. Saya juga alami ketika ke sana dan dugong ini tahu kalau ada orang sehingga dia akan menyambut setiap yang datang ke wilayahnya," ujarnya.
Dikatakan, pengamatan atau menonton antraksi duyung dibolehkan hanya dari atas kapal atau perahu.
"Ada pemandu yang siap mendampingi pengunjung yang hendak mengamati atau melihat duyung di Mali. Pemandu ini bernama Oenesimus Laa," ujarnya. (*)
Pantangan bagi wisatawan