Breaking News

Berita Ekonomi Bisnis

Empat Depot Pertamina di NTT Masih Tunggu B20 Dari Kapal

Distribusi B20 di NTT belum dilakukan di semua daerah karena masih ada depot yang masih menunggu datangnya kapal kargo biosolar

Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Suasana kendaraan antre di SPBU Rada Mata, SBD, Kamis (9/8/2018) pagi. 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Hermina Pello

POS-KUPANG.COM | KUPANG- Bahan Bakar Minyak (BBM) B20 baru masuk ke Depot Tenau dan Maumere, tapi belum masuk di empat Depot Pertamina di NTT.

Empat depot Pertamina yang sementara menunggu kargo kapal biosolar, yakni Ende, Waingapu, Alor dan Atapupu di Kabupaten Belu.

Marketing Branch Manager Pertamina NTT, Mardian, yang dikonfirmasi Kamis (13/8/2018) mengatakan, depot utama seperti Tenau dan Maumere sudah menyalurkan B20, tetapi depot lainnya bertahap.

"Depot yang belum Ende, Waingapu, Alor dan Atapupu, karena masih menunggu kargo kapal biosolar," ujarnya.

Baca: BLK Kupang Masih Terus Melakukan Pelatihan Untuk Tenaga Kerja Di Tahun 2018

Mardian mengatakan, semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Kupang sudah menjual BBM jenis B20.

Ditanya mengenai respons masyarakat, Mardian menjelaskan, sampai saat ini belum ada komplain. "Sebenarnya biosolar ini sudah lama implementasinya. SPBU-SPBU sudah lama menggunakannya," katanya.

Mengenai program digitalisasi nozzle di NTT, Mardian mengatakan, itu merupakan program nasional sehingga tahapannya diatur secara terpusat dan sekarang ini sedang digodok.

Secara terpisah, Pengawas SPBU Oesapa, Nanuk Dwiyuliawan, mengatakan bahwa B20 sudah dijual di SPBU tersebut dan stok masih ada.

Pengawas SPBU Oesapa, Nanuk Dwiyuliawan
Pengawas SPBU Oesapa, Nanuk Dwiyuliawan (POS-KUPANG.COM/HERMINA PELLO)

"Ini hampir sama dengan solar, tapi kalau biosolar bahan-bahan yang lebih alami, misalnya minyak jarak," jelasnya.

Mengenai tanggapan masyarakat sampai saat ini belum ada protes.

"Untuk rute jauh di atas 100 kilometer, informasi yang kami terima bahwa konsumen mengatakan lambat ditanjakan dan lemah pada tarikan, tapi lebih irit dan asap tidak banyak. Harganya sama dengan solar dan konsumen tidak mengeluh," kata Nanuk. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved