Berita Gempa Lombok

Beri Masukan soal Rumah Tahan Gempa, ITS Terjunkan Tim Teknik Sipil ke Lombok

Rabu (8/8/2018) besok, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dijadwalkan akan mengirim tim teknik sipil ke lokasi gempa Lombok

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI
Wisatawan asing mencari tumpangan pascagempa di Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8/2018). 

POS-KUPANG.COM | SURABAYA - Rabu (8/8/2018) besok, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dijadwalkan akan mengirim tim teknik sipil ke lokasi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tim akan mendampingi warga untuk mengevaluasi sekaligus memberi masukan tentang bagaimana membangun rumah tahan gempa.

Tim teknik sipil yang terdiri dari 4 orang tersebut adalah pakar dari Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS.

Baca: Bangun Ende Harus Didukung Semua Komponen Masyarakat

Mereka adalah Ir. Faimun MSc PhD, Dr. Wahyuniarsih, Dr. Endah Wahyuni dan Chandra Irawan, ST, MT. "Tim akan membantu memetakan mana rumah yang masih layak huni, rumah yang harus diperkuat dan mana rumah yang berbahaya atau sudah tidak boleh ditempati," kara Priyo Suprobo, ketua Laboratorium Beton Teknik Sipil ITS, Selasa (7/8/2018).

Selain membantu masyarakat dalam mengevaluasi kondisi kontruksi rumah, kata Priyo, tim juga membagi pengalaman, pengetahuan dan menyosialisasikannya kepada masyarakat tentang membangun rumah dengan struktur tahan gempa.

"Tim dari ITS akan bekerja sama dengan tim dari Universitas Mataram dalam bertugas," ucapnya.

Tim gabungan ITS dan Universitas Mataram, kata dia, akan mengoperasikan perangkat lunak Rapid Visual Screening ITS.

Software tersebut berfungsi untuk melakukan mitigasi bangunan tahan gempa. "Dengan software tersebut bisa diketahui sebuah konstruksi lemah terhadap gempa atau tidak," tuturnya.

Tim ahli dari Universitas Mataram akan mengoperasikan software tersebut sebagai tenaga ahli. Sebab, kata Probo, perangkat lunak itu hanya bisa dioperasikan oleh tenaga ahli.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (6/8/2018) siang, menyebutkan, 91 orang meninggal dunia dan 209 korban luka-luka akibat bencana gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018) malam.

Daerah Lombok Utara disebut paling parah terkena dampak gempa bumi. Di wilayah tersebut, 72 orang meninggal dan 64 orang luka-luka.

Sementara untuk korban luka ada 236, namun data ini masih belum termasuk korban yang susah dijangkau. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved