Berita Kota Kupang
Juli 2018 Provinsi NTT Deflasi, Ini Pemicunya
Setelah cukup lama mengalami inflasi, pada Juli 2018 Provinsi NTT mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dengan indeks harga konsumen 132, 75.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Setelah cukup lama mengalami inflasi, pada Juli 2018 Provinsi NTT mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dengan indeks harga konsumen 132, 75.
Deflasi dipicu adanya penurunan indeks harga pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan.
Tidak hanya Provinsi NTT, Kota Kupang juga deflasi sebesar Rp 0,19 persen. Namun Kota Maumere masih inflasi sebesar 0,29 persen.
Baca: Ini Upaya Polres Manggarai Tangkap Pelaku yang Meracuni dan Membawa Kabur Sepeda Motor
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Provinsi NTT, Maritje Pattiwaelapia dalam Konfrensi Pers di Lantai II, Gedung BPS Perwakilan Provinsi NTT, Rabu (1/8/2018), menjelaskan, meski deflasi tapi ada beberapa
kelompok kebutuhan yang mengalami kenaikan indeks harga yakni kelompok pendidikan, relreasi dan olahraga yang mengalami kenaikan indeks harga 0,67 persen, diikuti kelompok bahan makanan sebesar 0,41 persen.
Maritje mengungkapkan, pada Juli 2018 dari 82 kota sampel IHK (Indeks harga konsumen) nasionl, ada 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong 1,47 persen, dan terendh terjadi di Kota Depok, Banyuwangi dan Surabaya dengan inflasi 0,03 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon -1,45 persen dan terendah terjadi di Kota Kota Palembang -0,01 persen.
Sementara untuk tahun kalender 2018, inflasi di NTT 1,58 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 2,92 persen.
Andil terbesar penyumbang Deflasi NTT pada Juli 2018 disumbangkan oleh kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar -1,93 persen diikuti kelompok bahan makanan -0,13 persen.
Di kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan terjadi penurunan tarif angkutan udara sebesar 0,38 persen.
Di kelompok bahan makanan penurunan terjadi pada harga sawi putih 0,13 persen, bawang merah 0,09 persen, tomat sayur 0,08 persen, cabe merah 0,03 persen, daun seledri 0,02 persen, ikan teri 0,02 persen, kol putih/ kubis 0,01 persen, bawang putih 0,01 persen, kembang kol 0,01 persen. (*)