Berita Kota Kupang
Ini Mitos yang Berkembang di Masyarakat Terkait Vaksin
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. Dr. Ismoedijanto, M.P., SpA(K) mengatakan, ada beberapa mitos mengenai pemberian vaksin pada anak.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Anggota Satgas Imunisasi Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. Dr. Ismoedijanto, M.P., SpA(K) mengatakan, ada beberapa mitos mengenai pemberian vaksin pada anak.
Mitos pertama, vaksi tidak aman. Menurut Ismoedijanto, faktannya bahwa untuk mendapatkan lisensi dan izin, diperlukan evaluasi dan berbagai tes yang lengkap bahwa vaksin aman dan efektif.
Baca: Sebut AHY Belum Berpengalaman, Prabowo Tegur Arief Poyuono
" WHO secara terus menerus memonitor vaksi dan melakukan ivestigasi bila ada laporan efek samping serius," kata Ismoedijanto dalam kegiatan seminar dan pelatihan advokasi untuk kampanye imunisasi MR Fase II dan Surveilansi PD3I di Swis Belin Hotel, Senin (23/7/2018).
Mitos kedua, jelas Ismoedijanto, vaksin menyebabkan autis. Menurutnya, tidak ada bukti adanya hubungan antara vaksin MMR atau vaksin yang lain dengan autis.
Tahun 1998 Dr. Andrew Weekefied mempublikasikan hasil penelitiannya di Majalah Kedokteran Bergensi bahwa MMR mengakibatkan Autis.
" Namun setelah dilakukan kajian terhadap penelitiannya dan dilakukan penelitian ulang, tidak terbukti MMR menyebabkan autis," ungkapnya.
Mitos ketiga, anak yang divaksi lebih sering mengalami alergi auto-imun dan lenyakit saluran napas dibandingkan dengan anak yang tidak divaksinasi.
Menurutnya, fakta menyatakan bahwa vaksin mendidik sistem imun bagaimana bereaksi terhadap antingen sehingga tidak ada hubungan antara vaksin dan timbulnya alergi, auto-imun dan penyakit saluran pernapasan dikemudian hari.
Mitos ketiga, jelas Ismoedijanto, memberikan vaksinasi lebih dari satu vaksin sekaligus oada anak berisiko menyebabkan efek samping yang merugikan dan mengakibatkan beban berlebihan terhadap sistem imun.
" Bukti ilmiah menunjukan memberikan lebih dari satu vaksin secara bersamaan, tidak mengakibatkan efek negatif pada sistem imun anak," jelas Ismoedijanto. (*)