Berita Lembata
Delapan Warga Lewotolok Masih Diamankan di Polres Lembata
8 oknum warga Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, masih diamankan Polres Lembata. Polisi belum melepas warga kembali
Penulis: Frans Krowin | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin
POS KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Sejak Jumat malam sampai Minggu (6-8/7/2018) petang ini, sebanyak 8 oknum warga Lewotolok, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, masih diamankan Polres Lembata. Polisi belum melepas warga untuk kembali ke kediamanya, karena berbagai pertimbangan.
Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Lembata, Iptu Yohanis Wila Mira, ketika ditemui Pos Kupang.Com, Minggu (8/7/2018) petang. "Kami masih mempertimbangkan apakah mengamankan warga sampai.keadaan di Ile Ape benar-benar kondusif atau sebaliknya. Tapi sampai sore ini kami masih mengamankan warga tersebut," ujarnya.
Ada pun delapan warga yang masih ditahan itu, yakni Oskar Ola, Karolus Kopong Langoday, Petrus Payong, Rofinus Doni Roja, Nurdin Nama Lamataro, Arfam Langoday, Dominikus Dalo dan Abdul Karim Boli.
Ke-8 oknum warga ini dibawa paksa ke Mapolres Lembata, Jumat (6/7/2018) petang, karena mereka cenderung bertindak anarkis dan menghalang-halangi petugas PLN melakukan.pemasangan jaringan listrik di Parakwalang, Desa Waowala, Kecamatan Ile Ape.
Ada pun jaringan listrik yang dipasang PLN itu untuk warga lima desa di wilayah Tanjung, yakni Dulitukan, Beutaran, Tagawiti, Palilolon dan Desa Kolipadan. Selama ini, warga Lewotolok bersitegang dengan warga lima desa di Tanjung atau disebut sebagai Lewoulung, karena tapal batas tanah ulayat. Dari konflik itulah, warga Lewotolok berusaha menghalang-halangi pekerjaan pemasangan listrik tersebut.
Selain mengamankan 8 warga tersebut, polisi juga memeriksa Ketua DPRD Lembata, Ferdinandus Koda, karena yang bersangkutan ikut membantu warga Lewotolok menghalang-halangi petugas PLN memasang jaringan listrik di Parakwalang, Desa Waowala.
Hingga saat ini, 8 warga Lewotolok masih berada di Polres Lembata. Untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, setiap pagi, siang maupun malam warga rutin mengantar makanan. Setiap makanan yang dihantar selalu diperiksa terlebih dahulu oleh petugas Piket Polres Lembata. Hal itu untuk mencegah pelbagai kemungkinan yang tidak diinginkan. (*)
