Pembicara dari Pusat Pembelajaran Moringa Organik Indonesia Ini Sebut Kelor Alor Berkualitas

Banyak daerah di NTT sangat berpotensi untuk pengembangan komoditi kelor. Khusus untuk Kabupaten Alor termasuk kelor yang berkualitas.

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Workshop tentang potensi kelor sebagai komoditi masa depan NTT, di Hotel T More, Kupang, Jumat (11/5/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Banyak daerah di NTT sangat berpotensi untuk pengembangan komoditi kelor. Khusus untuk Kabupaten Alor termasuk kelor yang berkualitas.

Hal ini disampaikan Ir. Ai Dudi Krisnadi, dari Pusat Pembelajaran Moringa Organik Indonesia pada acara Workshop potensi kelor di Hotel T More, Jumat (11/5/2018).

Baca: Joni Dahoklory Bilang Jangan Malu Makan Kelor, Kenapa? Ini Alasannya

Menurut Dudi, Pusat Pembelajaran Moringa telah melakukan uji terhadap kelor-kelor asal NTT dan salah satunya dari Kabupaten Alor.

"Kelor dari Alor masuk kelor yang berkualitas bagus di Indonesia. Ada juga kelor dari Solor, Kabupaten Flores Timur," kata Dudi.

Baca: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian NTT Siapkan Petani Malaka Olah Bawang Merah

Dia menjelaskan, khusus kelor di Kabupaten Alor, ada kelor di Maritaing yang usianya sudah lebih dari 30 tahun. Dengan usia itu, kelor dari Maritaing ini juga berkualitas bagus.

"Jadi kelor dari Alor juga masuk kelor berkualitas, karena itu komoditi ini perlu dikembangkan agar jadi komoditi utama di NTT yang memiliki nilai gizi tinggi," katanya.

Baca: Bawaslu NTT Sarankan Perlu Ada Panelis Perempuan pada Debat Terakhir

Dikatakan, kelor di mata dunia sudah diakui di dunia dan hampir semua negara menjadikan kelor sebagai sayur atau komoditi utama.

"Kelor adalah komoditas yang menyelamatkan umat manusia di seluruh bumi. Makanan yang kita konsumsi saat ini adalah makanan dan minuman yang instan dan bisa membuat angka harapan hidup kita berkurang. Namun, dengan komoditi kelor, maka sudah teruji bisa memberi manfaat bagi manusia," ujarnya.

Dia juga mengatakan, komoditi kelor ini menarik sejumlah negara datang ke Indonesia, seperti Israel, Roma, Jerman, Saudi Arabia, Malaysia dan lainnya.

"Ini karena kelor sendiri memiliki 18 asam amino. Kami juga sudah masuk ke NTT sejak tahun 2017 lalu dan bekerjasama dengan Korem 161 Wirasakti untuk kembangkan kelor di NTT," ujarnya.

Dia mengakui, dengan kelor, konsumsi masyarakat menjadi lebih bergizi. Bahkan, kelor juga dapat mengurangi malnutrisi di NTT. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved