10.000 Ekor Ternak Babi di Flores Mati Diserang Hog Cholera, Disnak NTT Lakukan Ini

Kasus hog cholera di NTT mewabah di Flores tahun 2017 dimana 10.000 ekor ternak babi milik warga mati dengan kerugian mencapai Rp 25 miliar.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG/HERMINA PELLO
Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Ir Danny Suhadi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dinas Peternakan (Disnak) NTT telah meluncurkan road map pencegahan, pengendalian dan pemberantasan kolera babi (hog cholera) di NTT.

Kasus hog cholera di NTT untuk pertama kalinya mewabah di Flores pada tahun 2017 dimana ada 10.000 ekor ternak babi milik warga mati dengan kerugian mencapai Rp 25 miliar.

Baca: Ditanya Tentang Pasangan Hidup, Ini Jawaban Yuki Kato

Dalam siaran pers Dinas Peternakan NTT, yang diterima POS-KUPANG.COM, Sabtu (28/4/2018), menyebutkan, dalam rangka pencegahan, pengendalian dan pemberantasan kolera babi (hog cholera) di NTT, Disnak NTT menggelar lokakarya bersama tanggal 27 April di Hotel Silvya Kupang yang dibuka Kepala Disnak NTT, Ir. Danny Suhadi.

Baca: Kementerian BUMN Tanggapi Beredarnya Rekaman Menteri Rini dan Dirut PLN soal Bagi-bagi Saham

Lokakarya ini merupakan langkah awal menuju perbaikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT khususnya peternak babi.

Dikatakannya, wabah hog cholera pertama kali menyerang Pulau Flores pada pertengahan 2017 dengan jumlah ternak yang mati di tingkat peternak dan perbibitan mencapai sekitar 10.000 ekor dengan perkiraan kerugian sebesar Rp 25 miliar.

Baca: Karnaval Budaya Meriahkan Lewoleba, Polisi Terpaksa Alihkan Arus Kendaraan

Penyebab utama dari serangan wabah hog cholera ini di antaranya adalah akibat cara pemeliharaan babi yang masih bersifat tradisional oleh masyarakat terutama di wilayah pedesaan di NTT.

Kurangnya perhatian atas pemeliharaan dan kebersihan kandang, penggunaan pakan tradisional dan tidak sehat serta minimnya pemberian obat dan vaksin merupakan faktor yang menyebabkan tingginya tingkat penularan penyakit serta produktivitas ternak yang rendah.

Untuk mengatasi timbulnya kerugian yang lebih besar lagi, pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten, bekerjasama dengan AIP-PRISMA (program kerja sama pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan peternak di wilayah timur Indonesia).

Selain itu menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak swasta dan pemangku kepentingan terkait lainnya, telah mengambil langkah strategis sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hog cholera agar tidak menyebar ke daerah lainnya dalam skala yang lebih besar dan masif. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved