Dewan Pendidikan Sebut Perkelahian Siswa di SMAN 7 Sebagai Kegagalan Pendidikan Karakter
Perkelahian antarsiswa di SMAN 7 Kupang membuktikan kegagalan pendidikan karakter di sekolah.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Dewan Pendidikan Provinsi NTT, Drs. Simon Riwu Kaho, mengatakan, perkelahian antarsiswa di SMAN 7 Kupang membuktikan kegagalan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, para siswa yang bertikai juga telah menciderai tata tertib di sekolah.
Riwu Kaho menyampaikan hal ini ketika dikonfirmasi Pos-Kupang.Com, Senin (16/4/2018). Ia dimintai tanggapan terkait perkelahian siswa di SMAN 7 Kupang.
Baca: Germanus Sebut Pencegahan 10 TKI Asal Sikka Buat Pembelajaran
Menurut Riwu Kaho, seharusnya saat ini pendidikan karakter telah mengakar di setiap sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. "Tapi kalau saat ini masih ada siswa atau warga sekolah yang melakukan perbuatan tidak terpuji, maka itu bukti penerapan pendidikan karakter belum maksimal," kata Riwu Kaho.
Baca: Viral di Medsos, Yamaha RX King 1997 Dibandrol Rp 300 Juta
Dijelaskannya, kasus di SMAN 7 itu bukti bahwa pendidikan karakter perlu ditingkatkan. Dikatakannya, sekolah harus menjaga agar tidak ada ancaman yang menciderai kekeluargaan dan kebersamaan di lingkungan sekolah, termasuk perkelahian antarsiswa dalam berbagai motif.
Baca: Pelaku Persetubuhan Anak Nyaris Diamuk Massa, Beruntung Cepat Lakukan Ini
"Siswa yang bertikai ini harus diatasi dan dicarikan solusi secara cepat, karena akan terbawa terus. Kita berharap persoalan ini harus jadi perhatian serius pemerintah," katanya. (*)