Pengamat: Prabowo Terima Mandat Jadi Capres agar Kader Tidak Pecah

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menerima mandat diusung sebagai capres hanya untuk mempertahankan dukungan kader agar tidak pecah.

Editor: Kanis Jehola
KOMPAS.COM
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Nusantara Centre, Yudhie Haryono menilai, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menerima mandat untuk diusung sebagai capres hanya untuk mempertahankan dukungan kader agar tidak pecah.

Baca: Ini yang Bakal Terjadi Tahun 2024 Kalau Prabowo jadi Cawapres Jokowi

"Saya kira Mas Bowo tidak akan maju, itu hanya cara dia mengakumulasi dukungan Gerindra agar pendukungnya tidak ke mana-mana," kata Yudhie di sela diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Menurut dia, Prabowo tak akan maju dan mempersiapkan manuver kejutan dalam Pilpres 2019.  "Belum masih jauh itu (resmi jadi capres), masih pra wacana," kata Yudhie.

Baca: Gerindra Sebut Prabowo Tolak Tawaran Jokowi Jadi Cawapres

Yudhie menilai, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra beberapa hari lalu, belum menghasilkan sikap politik yang kuat.

Pada Rakornas Gerindra, Prabowo menerima mandat untuk diusung sebagai capres. Yudhie memprediksi, Prabowo justru akan menjadi "king maker" pada Pilpres 2019.

Baca: Fredrich Yunadi Mengaku Kesal Diejek Jaksa, Ini yang Dilakukannya

Bisa saja, dua partai yang berpeluang berkoalisi, Gerindra dan PKS mempertimbangkan duet mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Pasangan ini dinilai akan jadi lawan berat Jokowi. "Artinya, kalau Gerindra dan PKS berani memunculkan Anies-Gatot, Gatot-Anies ini rematch yang kemungkinan besar petahana akan mendapatkan lawan yang lebih kuat dibanding Prabowo yang maju," katanya. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved