SMANDU Lewoleba Miliki Pola Pembelajaran Unik, Mau Tau?

SMA Negeri 2 atau disingkat SMANDU Lewoleba ternyata memiliki pola pembelajaran yang unik bagi para siswa sekolah itu.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto SMANDU Lewoleba Miliki Pola Pembelajaran Unik, Mau Tau?
POS-KUPANG.COM/FRANS KROWIN
Kepala SMANDU Lewoleba, Sinu Yohanes

Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Frans Krowin

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - SMA Negeri 2 atau disingkat SMANDU Lewoleba ternyata memiliki pola pembelajaran yang unik bagi para siswa sekolah itu. Pola unik tersebut merupakan satu-satunya di Lembata.

Pola unik tersebut, yakni program mooving room. Dalam program ini, bukan guru yang mendatangi siswa di tiap-tiap ruang kelas, tetapi sebaliknya para siswa yang mendatangi ruang-ruang guru mata pelajaran.

Baca: Tahun Ini Ratusan Wisman akan Berkunjung ke Lembata

Hal itu diungkapkan Kepala SMANDU Lewoleba, Sinu Yohanes, ketika ditemui Pos- Kupang.Com di sekolah tersebut, Kamis (12/4/2018). Saat itu Yohanes sedang memantau aktivitas ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang diselenggarakan perdana sekolah tersebut.

Baca: Sebelum Terima Beras, Warga Desa Lakekun Barat Kerja Bakti, Ternyata Begini Respon Masyarakat

Dia mengungkapkan, sebanyak 158 siswa yang kini mengikuti UNBK, merupakan siswa yang merasakan keunggulan program pendidikan di sekolah tersebut. Dalam program tersebut, setiap kali pergantian kegiatan belajar mengajar (KBM), para siswa senantiasa aktif mencari guru, mencari ruang kelas untuk mengikuti KBM.

Pola ini, lanjut Yohanes, diterapkan sejak siswa diterima untuk menuntut ilmu di sekolah itu. "Jadi mulai kelas X, saat siswa masuk ke sekolah ini, mereka langsung mengikuti pola KBM seperti ini. Jadi saat kuliah nanti, mereka sudah terbiasa akan hal ini," ujarnya.

Baca: Kerja Bendungan Temef, Balai Sungai Siap Akomodir Tenaga Kerja Lokal

Menurut dia, ada sejumlah pertimbangan yang mendorong manajemen sekolah menerapkan pola pendidikan tersebut. Pertama, menciptakan suasana belajar mengajar menjadi lebih berwarna.

Artinya, lanjut Yohanes, para peserta didik tidak monoton mengikuti pelajaran pada ruangan tertentu saja. Pada tataran ini, pihaknya ingin menumbuhkan dinamika baru di sekolah tersebut.

Kedua, lebih banyak guru yang akan membimbing siswa dalam setiap mata pelajaran. Pasalnya di sekolah itu, para guru memiliki ruang kelas sesuai mata pelajaran yang diasuh.

Untuk pelajaran geografi, misalnya, guru-guru sudah siap menunggu di ruang kelas. Artinya, pada saat pergantian mata pelajaran, dimana siswa memasuki roster baru, yakni pelajaran geografi, maka para siswa silahkan menuju ruangan geografi. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved