Mau Tahu Makanan dari Jerman di Waroenk Podjok Kupang? Ayo Cicipi Rasanya
Daging untuk makanan ini juga berkualitas, empuk, dan tidak alot. Apalagi, tepung panir yang kami gunakan bermutu bagus, sehingga renyah dan gurih
Penulis: Hermina Pello | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan POS_KUPANG. COM, Hermina Pello
POS_KUPANG. COM, KUPANG - -- Sebagai salah satu negara yang dikenal masyhur dengan olah raga sepak bolanya tapi juga ada kuliner yang sudah mendunia.
Ada kuliner Jerman seperti Beef Schnitzel atau Beef Wiener Schnitzel sudah sangat mendunia. Selain digemari secara domestik, makanan ini sendiri juga populer di seputar kawasan Jerman seperti Austria.
“Intinya, makanan ini adalah sepotong daging tipis yang digoreng dengan tepung roti atau panir,” kata Public Relation and Admin Representative Waroenk Resto, Noncy Ndeo dalam keterangannya pada Sabtu (31/3/2018)
Beef Schnitzel adalah salah satu sajian klasik Jerman. Aslinya menggunakan daging sapi muda yang diberi lapisan telur yang dikocok beserta tepung panir. Selanjutnya, digoreng dengan minyak goreng.
“Daging untuk makanan ini juga berkualitas, empuk, dan tidak alot. Apalagi, tepung panir yang kami gunakan bermutu bagus, sehingga renyah dan gurih,” katanya Noncy.
Beef Schnitzel yang masuk dalam jajaran steik dibanderol cukup terjangkau Rp 55 ribu.
“Harga ini termasuk sangat ‘murah’. Bandingkan dengan harga yang ditap di resto hotel maupun kafe lainnya bisa mencapai sekitar Rp 100 ribu. Apalagi, harga yang kami tap sudah include atau termasuk pajak,” imbuhnya.
Menurut Noncy, sejak buka pada 2 Maret 2018 lalu, resto dan kafe representatif yang berada di bawah manajemen Waroenk Oebufu, menunjukkan kinerja permintaan yang baik untuk menu kategori Western Corner, khususnya varian steik.
“Beef Schinitzel melengkapi jajaran menu Western Corner yang sudah ada, seperti Grounded Stroganoff yang merupakan menu ala Rusia. Menu yang terdiri dari daging sapi cincang, keju, saus krim, jamur, dan nasi hangat itu juga kami banderol terjangkau Rp 35 ribu,” paparnya.
Beef Schinitzel dulunya adalah menu para elite di Jerman, tidak diketahui sejak tahun berapa menu tersebut ada. Makanan ini biasanya disantap dalam jamuan makan resmi, meskipun beberapa proletariat mengomsumsinya pada kegiatan keluarga tidak resmi di hari raya keagamaan pada waktu itu. (*)
Baca: Sambut Paskah, Ini yang dilakukan PAR GMIT Kota Kupang