Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT: Peserta Sosialisasi SLI Jangan Lupa Lakukan Hal Ini
selama 1 minggu kemudian masyarakat ramai-ramai menanam ternyata 2-3 minggu berikutnya tidak ada hujan dan berakibat fatal pada hasil tanam.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria A E Toda
POS-KUPANG.COM|KUPANG-- Kadis Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT Yohanes Tai Tuba membuka kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) yaitu sosialisasi Agroklimat tahun 2018 di Hotel Sylvia Selasa (20/3/2018).
Dalam sambutannya Anis banyak mengingatkan para peserta untuk betul-betul serius mengikuti kegiatan sosialisasi ini.
Menurut Anis, faktor iklim sangat mendukung kedaulatan pangan dan peningkatan produktivitas pertanian NTT.

"Banyak peran yang mendukung kedaulatan pangan kita yaitu Lahan, Air, Iklim, Sarana produksi dan pendamping. Tapi semua mulai dari lahan, air, sarana dan pendamping bisa kita sediakan dan itu pasti tapi iklim susah ditebak kita tidak bisa mempersiapkan iklim," ujar Anis.
Baca: BREAKING NEWS: Seorang Tukang Bangunan Ditemukan Tewas di Baumata
Baca: Baru Dinikahi Kakek 71 Tahun dan Diberi Rp 1,4 M, Diduga Pebinor Ajak Fitri Tidur di Hotel
Baca: Nagita Slavina Kerap Kenakan Busana Jutaan Rupiah, Ternyata 5 Outfit Kerennya di Bawah 300 Ribu
Menurutnya iklim adalah faktor yang tidak bisa direkayasa dan susah untuk dipastikan.
Ia mencontohkan hujan yang terjadi selama 1 minggu kemudian masyarakat ramai-ramai menanam ternyata 2-3 minggu berikutnya tidak ada hujan dan berakibat fatal pada hasil tanam.

"Kita sangat butuh teman-teman BMKG kita sangat butuh informasi soal iklim jadi saya minta kepada semua peserta perhatikan dan ikuti ini dengan baik supaya bisa disampaikan kepada masyarakat lain dan hasil pangan kita bertambah. Ingat anda-anda dalam ruangan ini bertanggung jawab untuk 5.4 juta jiwa di NTT," ujar Anis.

Ia juga meminta agar BMKG bisa punya aplikasi yang bisa diakses oleh teman-teman di daerah.
Saat akan ada hujan atau tidak atau akan ada puting beliung para peserta bisa langsung menginformasikan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti. (*)