Wouw, Tembang Lembata Lebih dari Banyuwangi, Ini Buktinya!

saat ini banyak pabrik ikan di Banyuwangi mati suri. Pabrik itu ditutup, tidak bisa dioperasikan karena ketiadaan bahan baku

Penulis: Frans Krowin | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Para nelayan saat menyuplai ikan untuk kebutuhan pabrik ikan baik di Waijarang maupun Hukung. Gambar diabadikan di Pelabuhan Hukung, baru-baru ini. 

Laporan Wartawan POS KUPANG.COM, Frans Krowin

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Budi Cahyono, salah satu pejabat di PT Eisindo Lembata, menuturkan, saat ini ikan tembang di perairan Lembata lebih baik dari ikan jenis yang sama di Banyuwangi, Jawa Timur. Baik dari aspek populasi maupun kualitas dan volume tangkapan, Lembata jauh lebih baik.

Budi mengatakan itu saat ditemui Pos Kupang.Com di Pabrik Pengolahan Tepung Ikan Hukung, Selasa (13/3/2018).

"Ikan tembang di Lembata lebih bagus dari Banyuwangi," ujarnya.

Para nelayan saat menyuplai ikan untuk kebutuhan pabrik ikan baik di Waijarang maupun Hukung. Gambar diabadikan di Pelabuhan Hukung, baru-baru ini.
Para nelayan saat menyuplai ikan untuk kebutuhan pabrik ikan baik di Waijarang maupun Hukung. Gambar diabadikan di Pelabuhan Hukung, baru-baru ini. (POS KUPANG.COM/FRANS KROWIN)

Dia mengatakan, kondisi Banyuwangi saat ini jauh beda dengan yang dulu, sekitar 20 tahun yang lalu. Kala itu, Banyuwangi menjadi primadona ikan tembang di Indonesia. Faktor itulah yang menjdikan sebagai sentra pabrik ikan di negara ini.

Akan tetapi, lanjut dia, saat ini banyak pabrik ikan di Banyuwangi mati suri. Pabrik itu ditutup, tidak bisa dioperasikan karena ketiadaan bahan baku. Sementara di Lembata, pabrik ikan justeru terus beroperasi.

Dikatakannya, pabrik ikan di Lembata tetap eksis karena suplai ikan terus dilakukan oleh nelayan. Bahan baku pabrik ini senantiasa tersedia, sehingga pabrik pengelolaan ikan dan pabrik pengolahan tepung ikan terus beroperasi sejak diresmikan penggunaannya tahun 2015 lalu.

Para nelayan saat menyuplai ikan untuk kebutuhan pabrik ikan baik di Waijarang maupun Hukung. Gambar diabadikan di Pelabuhan Hukung, baru-baru ini.
Para nelayan saat menyuplai ikan untuk kebutuhan pabrik ikan baik di Waijarang maupun Hukung. Gambar diabadikan di Pelabuhan Hukung, baru-baru ini. (POS KUPANG.COM/FRANS KROWIN)

Untuk menjaga kontinyuitas pabrik tersebut, katanya, Budi meminta semua pihak untuk memberikan dukungan. Para nelayan agar tak jemu-jemunya menyuplai ikan ke pabrik.

Manajemen perusahaan pasti memberlakukan harga beli ikan yang tidak merugikan.

Budi juga meminta pemerintah untuk selalu mengawasi keamanan dan pola penangkapan ikan di perairan Lembata. Ini penting demi kelangsungan pelestarian ekosistem laut di daerah tersebut.

Kalau penangkapan ikan dilakukan tanpa kontrol pemerintah, maka oknum nelayan bisa saja menggunakan peralatan yang merusak lingkungan laut.

Ruang penampungan ikan di pabrik ikan Waijarang penuh sesak dengan ikan tembang. Gambar diabadikan, Selasa (13/3/2018).
Ruang penampungan ikan di pabrik ikan Waijarang penuh sesak dengan ikan tembang. Gambar diabadikan, Selasa (13/3/2018). (POS KUPANG.COM/FRANS KROWIN)

Penggunaan puresine, misalnya harus dilarang karena sangat merugikan daerah ini. Puresine itu merusak terumbu karang yang merupakan tempat bertelurnya ikan-ikan. Untuk hal ini pemerintah harus tegas" tandasnya.

Baca: Hati Hati Lewat Jalur Jalan Ende-Detusoko, Saat Ini Rawan Longsoran Batu

Baca: Sepi Job, Perusahaan Peti Kemas Hengkang Dari Maropokot, Para Buruh Sedih!

Dia menyebutkan, Banyuwangi dimasa keemasan dulu, penankapan ikan dilakukan tanpa kontrol. Penggunaan alat tangkap ikan, sama sekali tidak diperhatikan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved