Kabupaten Sikka Endemis Rabies, Dana Beli Vaksin Tidak Ada dalam APBD, Bagaimana Ini?

alokasi pembelian vaksin rabies juga dipotong. Saat ini kita tidak punya anggaran pengadaan vaksin rabies anjing

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/ EUGINIUS MO'A
Ir.Henky Sali, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sikka. 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Eginius Mo'a

POS-KUPANG.COM|MAUMERE--Kabupaten Sikka dan Pulau Flores umumnya dikategorikan sebagai daerah endemis rabies. Lebih celaka di Sikka, anggaran pembelian vaksin rabies anjing tidak dialokasi dalam APBD 2018.

"Kemarin (tahun2017) pembahasan anggaran 2018 karena alasan devisit anggaran, alokasi pembelian vaksin rabies juga dipotong. Saat ini kita tidak punya anggaran pengadaan vaksin rabies anjing," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Sikka, Ir. Hengky Sali,kepada pos-kupang.com, Kamis (8/3/2018) di Maumere.

Ia mengatakan virus anti rabies (VAR) untuk manusia memang masih ada stoknya di Dinas kesehatan Sikka. Namun vaksin rabies anjing sama sekali kosong. DPRD hanya menyetujui alokasi Rp 600 juta untuk mencegah penyakit hog cholera pada babi.

Baca: RPH Oeba Tidak Miliki IPAL, Limbah Masuk ke Rumah Warga

"Selama ini andalan kita vaksin rabies dari APBN," kata Hengky.

Hengky menyarankan DPRD Sikka menyetujui belanja pengadaan vaksin rabies sebelum perubahan anggaran 2018.

"Trendnya baru bulan ini terjadi peningkatan kasus rabies. Kalau vaksin anjing habis, sangat berpotensi terjadi peningkatan ini lagi,"tandas Hengky.

Ia mengatakan, Sikka membutuhkan dana Rp 500 juta untuk pengadaan 30.000 dos atau 3.000 botol vaksin rabies. Harga vaksin rabies Rp 15.000/dos.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved