Miris, 6 Bocah SD Lakukan Perkosaan Terhadap Teman di Dekat Kandang Kambing
Aksi perkosaan oleh enam bocah Sekolah Dasar terhadap teman yang masih berusia delapan tahun berada tak jauh dari jalan raya.
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
POS-KUPANG.COM, RUMPIN - Aksi Perkosaan oleh enam bocah Sekolah Dasar terhadap teman yang masih berusia delapan tahun berada tak jauh dari jalan raya.
lokasi pelecehan seksual justru terjadi di dekat kandang kambing. Kandang kambing ini pun tak jauh dari pemukiman warga. lokasi tersebut tampak sepi dan tidak tampak adanya aktivitas warga. Begitu pun dengan kandang kambing, diduga tempat tindak pidana itu dilaukan, juga tampak gelap tanpa pencahayaan.
"Iya kandang kambingnya yang dekat pohon rambutan, ada di atas gitu posisinya," ujarnya seorang warga yang enggan disebutkan identitasnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (28/2/2018).
Menurut perempuan berambut pirang tersebut kandang kambing yang ditengarai sebagai lokasi pelecehan seksual sempat disambangi pihak kepolisian pada Selasa (2/2/2018).
Baca: Ayah Mertua Diserang Keluarga Pengantin Perempuan Di Panggung Karena Lakukan Tindakan Pelecehan
Baca: Makam Kuno di Mesir Ini Menyimpan Sebuah Pesan dari Alam Baka
Baca: Ayah dan Anak Terciduk OTT KPK, Si Anak Berlindung di Balik Tubuh Ayahnya
"Tapi nggak tau polisinya cek kandang kambingnya atau enggak, yang jelas saya lihat ada di sekitar situ deket jalan," terangnya.
Warga di sekitar kandang kambing tersebut enggan memberikan informasi apapun terkait kasus tersebut. Sebagian dari mereka menyatakan tidak tahu menahu soal kejadian yang melibatkan enam bocah itu.
"Jadi sebetulnya rumah korban sama pelaku itu ada di depan kandang kambingnya, rumahnya bersampingan," ungkapnya.
Dugaan kasus perkosaan yang dilakukan enam anak di bawah umur terhadap seorang gadis berusia 8 tahun di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor hingga kini terus menjadi pembicaraan warga sekitar.
Pengamat kriminal dan psikolog forensik, Reza Indragiri menengarai tontonan film porno membuat para pelaku berperilaku menyimpang.
"Anak-anak, setelah menonton tayangan pornografi, mencoba menduplikasinya di kehidupan nyata mereka. Mungkin pula para bocah pelaku itu sebelumnya telah menerima perlakuan seksual serupa," katanya dalam pesan singkat yang diterima TribunnewsBogor.com.
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini melanjutkan, anak-anak lantas menjadi pelaku guna memahami apa yang ada di hati pelaku ketika melancarkan kebejatan itu.