Diplomasi Hidup Sehat antara Tabib dan Tabiat
Hidup seseorang dikatakan bernilai dan bermanfaat bila hidupnya berbuahkan kebaikan, memicu pengembangan
Oleh: Maxi Un Bria
Alumni Paramadina Graduate School of Diplomacy Jakarta, Dosen Sekolah Tinggi Pastoral Keuskupan Agung Kupang.
"Non est vivere, sed valere vita;
Tidak asal hidup, tetapi berupaya hidup sehat" (Martialis, Proverbia Latina, 2006)
POS KUPANG.COM -- Berupaya hidup sehat itu pilihan yang membahagiakan. Hidup sehat dimulai dari kesadaran diri tentang hakekat nilai hidup dan kesehatan.
Hidup seseorang dikatakan bernilai dan bermanfaat bila hidupnya berbuahkan kebaikan, memicu pengembangan potensi diri yang dampaknya berkontribusi bagi kesejahteraan bersama dalam keluarga, komunitas, masyarakat dan bangsa.
Kesadaran tentang nilai dan makna hidup terkoneksi erat dengan kesehatan. Karena umumnya dalam kondisi kesehatan yang prima, seseorang dapat secara produktif dan kreatif mengembangkan bakat-bakatnya yang terarah pada terjadinya perubahan dan kemajuan.
Hanya sedikit orang yang dalam keadaan cacat dan sakit mampu mengembangkan diri sepenuhnya dan mengispirasi khalayak untuk bangkit berjuang mengembangkan potensi diri.
Bukankah kita telah tahu bahwa di negeri ini, untuk maju menjadi calon presiden, gubernur, bupati, walikota mesti mengikuti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara teliti oleh tim dokter profesional pada rumah sakit yang telah terakreditasi?
Bukankah juga Surat Keterangan Kesehatan sudah menjadi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon pekerja?
Jika demikian, kesehatan memang sudah menjadi salah satu standar prinsipil penilaian publik untuk diterimanya seseorang sebagai calon pemimpin atau pekerja pada lembaga dan perusahaan manapun.
Hal ini beralasan karena adanya keyakinan bahwa orang-orang yang sehat jiwa dan raga dapat bekerja secara efektif mempercepat pencapaian target pembangunan yang telah direncanakan.
Tabib dan Tabiat
Tabib adalah orang yang pekerjaannya mengobati orang yang sakit (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008,hal.1370 ).
Pengobatan orang sakit secara tradisional disebut dukun sementara pengobatan dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, kecanggihan teknologi dan pengalaman praktik yang terpercaya dengan etika yang menjunjung tinggi martabat manusia dipahami sebagai bagian dari ranah kerja para tabib moderen; dokter, perawat dan bidan yang terdidik dan terlatih.
Tabib moderen dengan kapasitas dan integritas diri yang tinggi dipercaya pemerintah dan masyarakat untuk membantu negara menghadirkan kesejahteraan umum dengan mengurus dan melayani kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.
Tidak dapat disangkal bahwa tabib moderen relevan dan dibutuhkan manusia sepanjang zaman. Baik orang sehat maupun sakit, umumnya berurusan dengan dokter, perawat dan bidan.