Para Petani di Pulau Sumba Akan Semangat Menanam Kedelai Jika Harapan Mereka Ini Terpenuhi

Hal tersebut diungkapkan penyuluh pertanian Desa Ubu Raya, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Piter

Penulis: Petrus Piter | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG/PETRUS PITER
Kepala Dinas Pertanian Sumba Barat, Ir.Amos R.Dida dan dan Ir.Wiwiek Yuniaty Costa, M.Si, widyaswara dari Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang pose bersama 21 PPL asal Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur, Selasa (24/10^2017). 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Petrus Piter

POS KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Petani di Pulau Sumba mengharapkan pemerintah dapat memastikan pangsa pasar yang jelas sehingga mereka bersemangat menanam kedelai.

Hal tersebut diungkapkan penyuluh pertanian Desa Ubu Raya, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Piter Dendo Bulu pada sesi diskusi acara bimbingan teknis pengembangan tanaman pangan kedelai.

Acara ini diselenggarakan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat di Waipanapi, Desa Dokaka, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, Selasa (24/10/2017).

Piter Dendo Bulu menjelaskan, pengembangan tanaman pangan kedelai sudah dimulai pada tahun 2016, namun hasilnya kurang memuaskan. Hal itu karena kedelai bukan tanaman favorit petani di wilayah itu apalagi harganya juga anjlok.

Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat, Ir.Amos Rihi Dida saat membawa materi tentang pengembangan tanaman pangan kedelai di Sumba Barat meminta penyuluh pertanian lapangan (PPL) tetap memotivasi para petani.

Penyuluh, kata Amos Rihi, harus mendampingi petani di lapangan sejak mengolah lahan, mempersiapkan benih, menanam, merawat, memanen hasil produksi hingga pemasaran.

Seorang penyuluh harus memastikan melihat dengan mata sendiri dan menginjak dengan kaki sendiri proses mengembangkan kedelai tanpa mempercaya begitu saja laporan kelompok tani.

"Pastikan lahan sudah siap, benih sudah ada, sudah tanam dan sudah tumbuh. Bila perlu dokumentasikan. Jangan percaya melulu laporan kelompok tani. Ingat saat ini pengawasan pengembangan kedelai cukup banyak pihak terlibat selain Undana Kupang, LSM Gempita dan mahasiswa. Kalau laporan PPL janggal maka para pihak tersebut akan menelusuri hingga memastikan kesalahannya," kata Amos Rihi.

 Amos mengingatkan untuk membuat laporan yang benar sesuai fakta. "Untuk itu jangan main-main dengan laporan. Semua harus berdasarkan fakta ada," tandasnya.

Amos Rihi Dida mengakui, kedelai memang bukan tanaman favorit petani. Namun dengan gebrakan ini diharapkan PPL mampu memotivasi petani hingga memilih kedelai sebagai tanaman andalan disamping padi dan jagung. Besar harapan hasil yang bakal diperoleh melimpah pula.

Sedangkan soal harga kedelai, demikian Kadis Amos Dida, pemerintah pusat telah mempercayakan kepada Bulog untuk membeli kedelai dengan harga Rp 8.500/kg. Jadi jangan ragu menanam karena pemerintah pasti membelinya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved