Kalau Uang Masih Ada, Nelayan di TTU Enggan Melaut
Ini salah satu penyebab mengapa pertumbuhan dari sektor perikanan di Kabupaten TTU melambat
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Marsel Ali
Laporan wartawan Pos Kupang, Teni Jenahas
POS KUPANG.COM, KEFAMENANU - Nelayan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) belum berpikir bisnis. Nelayan juga belum trampil dalam melaut serta pola konsumtif masih tinggi.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten TTU, Alfons Ukat kepada Pos Kupang, Selasa (24/10/2017).
Menurut Alfons, ada beberapa masalah yang terjadi pada nelayan yakni, belum berpikir bisnis, belum trampil dan pola konsumtif tinggi. Hal ini yang menyebabkan pendapatan ekonomi nelayan lambat naik.
Akibat dari kurang trampil, jumlah tangkapan sehari kecil bahkan tidak sebanding dengan biaya operasional. Pola konsumtif tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan pola kerja nelayan setiap hari. Saat hasil tangkapan ikan banyak, nelayan memilih untuk berhenti bekerja. Ia mulai kerja jika uang hasil tangkapan sebelumnya sudah habis.
Padahal jika nelayan yang berikir bisnis, setiap hari wajib melaut agar bisa menambah pendapatan.
"Nelayan kita kalau hasil tangkap hari ini banyak, besoknya tidak mau kerja lagi. Kalau uang masih ada, berhenti melaut, uang habis, baru turun laut," kata Alfons. (*)