Ini Dia Pilot Pertama Berusia 17 Tahun Asal Manggarai Barat

Betapa bahagiannya anak muda yang satu ini. Ia menjadi pilot setelah mendapat dukungan dari pemerintah Kabupaten Mimika

Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Servan Mammilianus
Pilot pertama asal Mabar baru berusia 17 tahun, Resto Thomas Aquino Jehabut (kiri) didampingi sang ayah, Kanisius Jehabut 

Laporan wartawan Pos Kupang, Servatinus Mammilianus

POS KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pentas Tarian Caci khas Manggarai, disertai nyanyian dan pekikan para pemain caci, terdengar meriah di kampung itu, Senin (23/10/2017).

Ratusan orang yang menonton tarian itu berdiri, seperti membentuk lingkaran di sekitar arena. Tenda berukuran besar dilengkapi panggung utama juga sudah dibangun.

Deretan baliho tinggi dan besar dari para pejabat, terpampang di salah satu sudut kampung. Ada baliho dari Bupati Manggarai Barat, Bupati Mimika-Papua, Bupati Manggarai, para kerabat serta petinggi lainnya.

Kampung Mbarata-Labuan Bajo mulai Senin pagi, dipenuhi tamu. Baik dari Jakarta, Papua serta kota lain dan kabupaten tetangga. Warga kampung setempat dan pihak keluarga, bahu membahu menyambut penuh senyum semua tamu yang datang untuk mengikuti acara syukuran dari pilot pertama asal Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).

Resto Thomas Aquino Jehabut (17) merupakan pilot pertama dari Mabar. Putra dari pasangan Bapak Kanisius Jehabut dengan Ibu Cicila Pawara.

Kanisius yang berprofesi sebagai polisi, selama ini bertugas di Kabupaten Mimika-Papua dan bersama keluarganya berdomisili di sana.

Hari ini Senin (23/10/2017) hingga Selasa (24/10/2017), berlangsung acara syukuran di kampung sang ayah. Acara syukuran berlangsung meriah.

Saat ditemui wartawan, Senin (23/10/2017), Resto menyampaikan, dirinya ingin mengabdi di Papua tepatnya di Kabupaten Mimika tempat dia dibesarkan.

"Dulu saya sempat sekolah di seminari, yakni SMP selama dua tahun di Bali dan SMA tiga tahun di Makasar. Saya baru lulus SMA tahun 2016, lalu datang tawaran untuk sekolah pilot. Pendidikan pilot saya jalani selama 14 bulan. Rencana selanjutnya, saya mau jadi pilot di Papua," kata Resto.

Pada kesempatan yang sama, sang ayah Kanisius Jehabut, menyampaikan bahwa salah satu pihak yang membuka jalan untuk pendidikan pilot anaknya, adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Jon Rettod.

"Saya orang yang paling beruntung karena banyak mukjizat yang saya alami. Saya anak kampung yang lahir dan besar di kampung. Banyak yang membantu membuka jalan saat anak kami mengikuti pendidikan pilot. Terutama Kepala Dinas Perhubungan Mimika yang paling berjasa dan orang yang paling di depan. Begitu banyak yang membantu kami, termasuk Bapak Bupati Mimika, kebetulan saya ajudan bupati," kata Kanisius yang berprofesi sebagai polisi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Mimika Jon Rettod yang juga mengikuti acara syukuran dan ditemui wartawan, mengatakan, saat menjalani pendidikan pilot, Resto mendapat dukungan beasiswa dari APBD Kabupaten Mimika.

Selain itu Resto juga akan dipakai sebagai pilot untuk pesawat milik Pemerintah Daerah Mimika.

"Awalnya memang saya yang tawarkan untuk sekolah pilot. Memperkenalkannya ke sekolah penerbangan. Saya damping terus karena kebetulan banyak teman-teman saya di sekolah penerbangan, yaitu di Sekolah Penerbangan Ganesa. Dalam perjalanan, kami memberikan dukungan beasiswa dari Pemda. Dia akan dipekerjakan di Pemda karena Pemda punya pesawat. Resto ini masih pilot tingkat dasar, namanya pilot inisial," kata Jon.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved