Ini Alasan BBPP Ingin Kembangkan Kedelai

Ini penjelasan dari pihak BBPP terkait dengan upaya mengembangkan kedelai di Nusa Tenggara Timur

Penulis: Gaudiano Colle | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Gaudiano Colle
Staf ahli menteri pertanian bersama Kepala BBPP mengambil pose bersama para PPL di pelataran BBPP Kupang-NTT 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Gaudiano Colle

POS KUPANG.COM, KUPANG - Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang-NTT mengadakan bimbingan teknis tanaman pangan (kedelai) kepada 150 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Fokus dari bimtek tersebut adalah pengelolaan kedelai sebagai komoditi yang menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Baca: VIDEO: Ini Harapan Kepala BBPP Kupang, Dr. Ir. Adang Warya, MM Terkait Bimtek PPL di Mabar

Berdasarkan penjelasan Dr. Ir. Adang Warya, MM. kepada Pos Kupang di ruang kerjanya pada Jumat (20/10/2017), secara nasional Kementrian Pertanian menginginkan adanya penambahan area seluas 500.000 hektare kedelai.

"Sekarang ini luas lahan mencapai 800.000 hektar. Nah kalau misalnya ditambah seluas 500.000 hektar, jadi kita harapkan setidaknya ada 1,3 juta hektar," jelasnya.

Baca: Masyarakat Perlu Mengetahui Keberadaan BBPP

Bukan tanpa alasan Kementrian Pertanian menginginkan adanya pengelolaan kedelai yang lebih luas lagi. Sebab, kebutuhan kedelai secara nasional adalah 2,5 juta ton per tahun. Sedangkan produksi dalam negeri hanya sekitar 800.000 ton.

"Kita impor kedelai sekitar 60-70 persen kedelai dari luar. Devisa kita diberikan kepada petani luar negeri. Daripada seprti itu, lebih baik kita belikan bibit dan sarana kepada petani untuk kembangkan kedelai. Tahu, tempe, kecap, kebutuhan-kebutuhan itu menggunakan kedelai sebagai bahan bakunya," tutup Adang. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved