Pemerintah Kabupaten Lembata Tawarkan Tiga Opsi kepada Para Pengungsi Gempa Bumi
Opsi yang diberikan itu terkait solusi atas lokasi baru yang dibangun menjadi area pemukiman bagi warga pengungsi.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Eflin Rote
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pemerintah Kabupaten Lembata menawarkan tiga opsi kepada masyarakat pengungsi.
Opsi yang diberikan itu terkait solusi atas lokasi baru yang dibangun menjadi area pemukiman bagi warga pengungsi.
Opsi itu ditawarkan menyusul kondisi wilayah Kecamatan Ile Ape Timur dan Ile Ape yang rawan bencana.
Bencana di daerah itu, yakni aktivitas gunung api Ile Lewotolok dan gempa bumi tektonik, seperti yang terjadi baru-baru ini.
Dua peristiwa tersebut menimbulkan rawan longsor bebatuan yang berada di ketinggian di dua desa itu. Apalagi kondisi geografis Waimatan dan Lamagute, dikeliling oleh bebatuan yang rawan jatuh dan menimpa pemukiman penduduk.
Tiga opsi lokasi yang ditawarkan pemerintah, yakni wilayah Tanjung di Kecamatan Ile Ape. Opsi berikutnya, yakni wilayah Loang, Kecamatan Nagawutun. Dan, opsi ketiga, yaitu wilayah di Kecamatan Lebatukan.
Dari tiga opsi tersebut, masyarakat Desa Waimatan memilih opsi ketiga, yakni pindah ke Kecamatan Lebatukan. Hal itu seturut nama desanya, yakni Waimatan yang berarti sumber mata air.
“Di Ile Ape itu susah sekali air. Kalaupun ada sumur, airnya terasa payau. Ini beda dengan kami di Desa Waimatan. Semua sumur di dalam desa, berasa tawar, padahal digali di tepi pantai,” ujar Kepala Desa (Kades) Waimatan, Onesimus Sili Betekeneng.
Saat air surut, misalnya, ada banyak mata air yang muncul di pantai. Dan semua mata air itu terasa tawar. Olehnya, salah satu syarat yang diinginkan masyarakat, adalah jika mereka direlokasi, maka tempatnya minimal sama dengan nama desa Waimatan. (*)