Kadishub Belu: Saya Pertaruhkan Jabatan
Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Belu, Drs. Marsel Mau Meta, menyatakan siap
POS KUPANG.COM, ATAMBUA -- Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Belu, Drs. Marsel Mau Meta, menyatakan siap mempertaruhkan jabatannya untuk menyelesaikan persoalan yang diadukan para sopir angkot line 1. Marsel berjanji angdes yang masuk Kota Atambua mulai Selasa (26/2/2013) akan ditindak tegas bila mengangkut penumpang di dalam kota.
Marsel menilai pengaduan para sopir ini awal yang baik untuk pihaknya melakukan pembenahan sesuai tupoksi yang ada. "Rambu lalu lintas di eks Kantor Dinsos Belu sudah ada dari dulu dan hilang saat pelebaran jalan. Kami tidak akan cabut rambu yang ada untuk kami tata lagi arus kendaraan yang sudah tujuh tahun vakum," ujarnya.
Mengenai terminal bayangan, demikian Marsel, setelah ditelusuri ternyata AKDP tidak masuk Terminal Lolowa karena tidak ada penumpang. Marsel menyatakan, tidak ada regulasi yang melegalkan terminal bayangan sehingga dalam waktu dekat akan ditertibkan. Apabila ada sopir AKDP yang masih bandel memuat penumpang di terminal bayangan akan ditindak.
"Untuk angdes yang berkeliaran di dalam kota, tidak ada izin dari kepala terminal untuk muat penumpang karena alasan BBM habis, makan dan penumpang emergency. Mulai besok (Selasa, 25/2/2013) kami tertibkan. Saya pertaruhkan jabatan saya. Solusi tidak ada terminal bayangan, AKDP kami arahkan ke terminal," tegas Marsel.
Sopir angkutan kota (angkot) line 1 di Atambua, Ibu kota Kabupaten Belu, mogok beroperasi dan mendatangi Gedung DPRD Belu, Senin (25/2/2013). Mereka meminta pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Perhubungan Kabupaten Belu, menertibkan angkutan pedesaan (angdes) yang mencari dan mengangkut penumpang di dalam Kota Atambua.
"Kami sesalkan kenapa angkutan pedesaan tidak parkir di terminal luar kota di Naresa, tapi cari penumpang sampai di dalam kota. Mereka (sopir) alasan mau makan dan isi BBM, padahal omong kosong, mereka muat penumpang. Kami minta tertibkan angkutan pedesaan. Kalau tidak kami mogok operasi. Anak-anak sekolah yang selama ini menggunakan angkot line 1 biar cari kendaraan sendiri dulu sampai masalah ini ada jalan keluarnya," tegas juru bicara para sopir, Rudi Kasa, kepada anggota DPRD Belu.*