Undana

Undana, Unimor dan Universitas Brawijaya Kolaborasi Riset Peternakan di TTU

Ia mengatakan, setelah diskusi ini dilanjutkan dengan pertemuan dan komunikasi bersama dan diharapkan semua proses berjalan lancar

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
DISKUSI - Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas Timor (Unimor) dan Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi untuk melakukan riset pada sektor peternakan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Para pihak ini tengah melakukan diskusi untuk menyusun proposal dukungan pendanaan dari Kementerian Diktisaintek. 

Salah satu peneliti Prof Juri Gusti Jelantik menyebut peternakan sapi adalah komoditas unggulan di NTT hingga saat ini. Peternakan memberi kontribusi besar pada ekonomi masyarakat. Sejak tahun 1970-an sampai sekarang pengembangan peternakan masih menjadi unggulan setiap daerah. 

Dia menyebut ia cukup banyak mengikuti penelitian peternakan di NTT. Namun, dia melihat dalam tahun terakhir ada penurunan populasi peternakan sapi. Salah satu penyebabnya adalah data. 

"Masalah utama produktivitas sapi kita sangat rendah, termasuk TTU. Data tahun 2000 sampai sekarang itu hanya 9 persen dari populasi," katanya. 

Hal itu menunjukkan ada masalah besar, dan menjadi persoalan. Itu perlu dilakukan penelitian agar produktivitas ternak bisa ditingkatkan. Penyebab lainnya juga mengenai rendahnya angka kelahiran ternak. 

Sejumlah penelitian telah merekomendasikan dari Undana maupun Unimor yang bisa didistribusikan ke masyarakat agar menjadi perhatian. Penurunan populasi ternak juga karena angka kematian yang tinggi. 

Dia berkata, ada teknologi yang bisa digunakan. Hanya saja komunikasi ke Pemerintah belum berjalan. Penyebab berikutnya adalah pemotongan ternak, khususnya sapi betina. 

Sapi Bali khusus dari NTT diminati oleh masyarakat di wilayah lain seperti Pulau Jawa. Sapi seperti ini, dicapai kalau berat badannya 280 kilogram ke atas. 

"Permasalahan yang harus kita pecahkan adalah harus kirim sapi yang lebih berat. Pemasaran ini, sistem pemasaran di NTT itu dari dulu sampai sekarang itu sama. Lewat pedagang antar pulau dengan pedagang pengumpul. Akses informasi harga itu jurang," katanya. 

Dia mendorong agar penelitian ini juga mengarahkan informasi harga dari daerah lain ke peternak lokal. Ia mengapresiasi skema penelitian ini. 

Peneliti UB Prof V. M. Ani mengatakan, permasalahan yang dihadapi oleh peternak itu memang juga dihadapi. Ia bercerita ikut mendampingi peternak di TTU dan daerah lainnya. 

Dia mengatakan, penelitian sinergi ini menjadi titik landasan dalam meningkatkan produktivitas dan mengurai masalah lainnya di NTT. Peran pemerintah juga sangat penting dalam membantu menyelesaikan masalah ini. 

"Saya kira di NTT nanti akan kita lakukan, salah satunya teknologi pakan lokal," katanya. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved