Wisata NTT
Wisata NTT, Kain Tenun Sumba yang Mempesona dengan Motif Penuh Makna
Aneka motif yang indah bisa menjasi pilihan bagi para wisatawan langsung dari pengrajin kain tenuin ikat sumba yang tersebar
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Liburan ke Pulau Sumba akan semakin lengkap dengan membawa pulang kain tenun Sumba .
Aneka motif yang indah bisa menjasi pilihan bagi para wisatawan langsung dari pengrajin kain tenuin ikat sumba yang tersebar di berbaga tempat di Pulau Sumba .
Dikutup dari Indonesia.Go.ID, Kekayaan keragaman Indonesia, bukan hanya flora dan fauna saja. Harus kita akui, dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampe Rote, keindahan Indonesia seakan tidak ada habisnya.
Begitu juga dengan keragaman budaya, karya seni di Indonesia. Ratusan suku bangsa yang mendiami 17 ribu pulau di Indonesia sangatlah kaya dengan adat istiadat, tradisi hingga pakaian yang digunakan.
Kita mengenal kain songket, atau beragam tenunan khas. Kain ini dipakai dalam beragam acara adat, mulai dari pernikahan, hingga menyambut tamu atau upacara adat.
Baca juga: Wisata NTT, Jelajag Desa Adat Bena di Ngada Flores Bak Menembus Lorong Waktu
Dari beragam kain tenun Indonesia, di Indonesia Timur, yaitu Nusa Tenggara Timur, ada satu pulau yang menghasilkan kain tenun nan indah. Pulau Tersebut adalah Pulau Sumba yang dikenal dengan Kain Sumba .
Berdasarkan penelusuran, Kain Sumba ini pembuatannya membutuhkan waktu lama. Sehelai atau selembar kain Sumba pembuatannya bisa mencapai lebih dari enam bulan atau setengah tahun. Bahkan ada yang pembuatannya mencapai tiga tahun. Fantastis!
Sebuah waktu yang tidak singkat. Mengapa pembuatan Kain Sumba atau Tenun Sumba ini sangat lama hingga mencapai tiga tahun?
Pembuatan kain bisa makan waktu 6 bulan hingga 3 tahun karena selain menenun dan membuat motif, ada sebiah tahapan dimana kain harus diangin-anginkan selama sebulan sebelum dicelup dalam minyak kemiri.
Tahapan lain dalam pembuatan kain Sumba ini sda juga yang menguji kesabaran seperti menyimpannya dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya. Dalam tahap ini kain itu dibiarkan tidur, seperti kita menidurkan anak. Dalam proses ini penenun membiarkan alam ikut campur agar kain menjadi lebih indah.
Oh iya, Kain Sumba ini pewarnaanya masih menggunakan pewarna alami, dan bukanlah pewarna buatan seperti bahan kain pabrik.
Untuk membentuk motifnya, benang-benang tenun Sumba ini diikat menggunakan daun gewang, yakni semacam daun palem, agar warna pada motif berbeda dengan warna dasar.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Lembah Malalibu, Septong Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Inerie Ngada NTT
Sedangkan untuk pewarnaan, penenun kebanyakan memakai akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah, biru dari nila, cokelat dari lumpur, dan kuning dari kayu..
Setiap penenun memiliki resep khusus untuk pewarnaan ini. Mereka merahasiakannya karena itu merupakan ciri dan keunikan dari kain yang dihasilkan.
Keren bukan?

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.