Wisata NTT

Wisata NTT,  Gereja St Ignatius Loyola yang Unik Perpaduan Seni Eropa-Flores di Maumere - Sikka

Kabupaten di tengah bagian timur Pulau Flores itu juga menyimpan jejak sejarah peninggan portugis sebua gereja tua yang sangat ikonik

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Indonesia.go.id via Foto (Infobaru.id)
Gereta St. Ignatius Loyola di Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. 

Tak hanya kayu jati, ada pula semen dan besi ikut dibawa dari luar Maumere untuk pembangunan gereja berukuran panjang 47 meter dan lebar 12 meter yang dikelilingi oleh perbukitan dan pantai itu.

Jika dilihat dari tampak muka, bangunan Gereja Tua Sikka berbentuk dua susun kerucut. Di atap bangunan muka terdapat menara lonceng abu-abu setinggi 15 meter dengan atap berbentuk kerucut dilengkapi salib di puncaknya. 

Pintu masuk gereja dilindungi sebuah atap yang ditopang oleh struktur kayu jati. Di kiri dan kanan pintu masuk terdapat jendela berkaca patri yang tertutup rapat. 

Dan di pintu masuk itu pula terdapat dua patung setingi 1,5 meter, yaitu patung Santo Ignatius Loyola dan Santo Yosef.

Di bagian dalam gereja terdapat barisan ratusan bangku panjang terbuat dari kayu jati. Tepat di atas deretan bangku kayu ini kita dapat melihat dengan jelas genteng bangunan gereja karena rangka atapnya dibuat tanpa plafon. 

Sebanyak 16 tiang kayu jati digunakan untuk menopang struktur atap mulai dari bagian depan hingga menuju altar. 

Kayu-kayu itu dibuat melengkung dan disambung membentuk atap kerucut. Struktur kayu penopang atap ini kemudian disangga oleh kayu-kayu berbentuk silang. Seluruh kayu penopang tadi dicat warna cokelat dan kuning.

Di tiap sisi bangunan gereja terpasang 36 jendela kayu tanpa kaca. Di bagian atasnya terpasang jendela dengan ukuran lebih kecil, sebanyak 48 buah dengan kaca warna kuning kusam. 

Meski bangunan gereja ini banyak menggunakan struktur kayu, konstruksinya tetap kokoh meski pernah dihantam gelombang tsunami yang melanda Maumere pada 1992.

Pada sekujur dinding gereja terlukis motif wenda yang biasanya disematkan pada tenun ikat khas Sikka

Motif pada dinding ini sudah ada sejak pertama kali gereja digunakan untuk misa malam Natal 24 Desember 1899 dan tetap dipertahankan hingga saat ini. Pada bagian altar terdapat motif khusus berupa tenunan pada pakaian kebesaran raja berbentuk belah ketupat.

Gereja ini memiliki halaman muka yang cukup luas dan tepat di sayap kanan bangunan utama terdapat gedung Pastoran Santo Ignatius Loyola Sikka. Di sayap kanan dan kiri gereja terdapat kompleks pemakaman raja-raja dan pastor Sikka.

Baca juga: Wisata NTT,  Pantai Batu Tremanu. Ikon Wisata Rote Tempat Syuting Film Women From Rote Island

Sejumlah benda-benda berusia ratusan tahun juga masih tersimpan rapi di tempat ini seperti tempat lilin kuno dari bahan kuningan dan arsip buku-buku misa lama yang tersimpan di sekretariat paroki. 

Terdapat pula patung salib Yesus, warisan Raja da Silva yang setiap hari raya Jumat Agung diarak umat keliling kampung dalam ritual Logu Senhor.

Ritual Logu Senhor yang sudah menjadi tradisi menjadi daya tarik tersendiri di Sikka. Menurut cerita masyarakat setempat, raja mempercayai bahwa dengan salib peninggalan Raja Sikka tersebut mampu mengusir wabah kematian dan wabah penyakit yang melanda Sikka.

Gereja tua di Sikka ini kini telah menjadi salah satu destinasi wisata menarik di Flores, khususnya di Kabupaten Sikka. Keberadaan gereja berusia ratusan tahun tersebut perlu terus dilestarikan, mengingat pentingnya nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.*

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved