Timor Leste

Timor Leste Punya Struktur Thrust Fault yang Dapat Picu Gempa Bumi

Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita saat peluncuran Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami di IGTL.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-BMKG
Foto bersama saat acara peluncuran Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami di Instituto de Geociências de Timor Leste (IGTL), Dili. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wilayah negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) yang berada di Pulau Timor memiliki struktur sesar naik (thrust fault) yang dapat memicu gempabumi dan tsunami secara tektonik. 

Hal itu disampaikan Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati saat peluncuran Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami di Instituto de Geociências de Timor Leste (IGTL) Dili pada awal Oktober 2025.  

Dwikorita mengatakan Timor Leste pernah mengalami peristiwa tsunami akibat gempabumi M6,9 pada 1995 yang menyebabkan 11 orang hilang, 19 luka-luka, dan kerusakan parah di Dili serta Maliana.

Menurut Dwikorita, kondisi tersebut menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan bencana.

Baca juga: BMKG dan IGTL Timor Leste Kolaborasi Perkuat Ketangguhan Kawasan terhadap Bencana  

“Kita belajar dari pengalaman pahit Aceh 2004 dan Palu 2018. Sebaik apa pun sistem peringatan dini di hulu, akan sia-sia bila masyarakat di hilir tidak siap bertindak,” tegas dia.

Adapun peluncuran sistem tersebut dilakukan dalam kegiatan “Strengthening Resilience through Geosciences: Launch of the Development of Earthquake Information and Tsunami Early Warning System”, yang dihadiri Presiden IGTL Job Brites Dos Santos, Sekretaris Negara Bidang Perlindungan Sipil Domingos Mariano Reis, serta pimpinan lembaga terkait.

Dwikorita juga menegaskan bahwa kolaborasi antara BMKG dan IGTL adalah langkah konkret memperkuat kesiapsiagaan lintas negara.

“Kerja sama ini bukan sekadar simbol persahabatan, tetapi komitmen nyata untuk melindungi masyarakat dari ancaman gempabumi dan tsunami,” ujar Dwikorita dikutip dari laman resmi BMKG, Jumat (10/10/2025).

Kolaborasi BMKG dan IGTL diperkuat melalui Nota Kesepahaman dan Perjanjian Implementasi 2024 yang mencakup bidang geofisika, pengembangan sumber daya manusia, serta pertukaran teknologi. 

Melalui kemitraan ini, BMKG berkomitmen membantu IGTL membangun kapasitas operasional yang mandiri dalam pemantauan gempabumi dan tsunami.

“BMKG siap mendukung IGTL agar memiliki kedaulatan penuh atas data dan informasi kebencanaan, sehingga dapat merespons ancaman dengan cepat dan tepat demi keselamatan warganya,” jelas Dwikorita.

Selanjutnya, Direktur Bidang Gempabumi dan Tsunami.BMKG, Dr. Daryono, menambahkan bahwa Sistem yang dibangun di IGTL Timor Leste ini mengadopsi teknologi dan mekanisme Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), yang selama ini menjadi model sistem peringatan dini regional.

Saat ini, InaTEWS berperan sebagai Tsunami Service Provider (TSP) untuk 28 negara pesisir Samudra Hindia dan Pusat Informasi Gempabumi bagi 10 negara ASEAN.

Presiden IGTL, Job Brites dos Santos, menyampaikan apresiasi kepada BMKG atas dukungan dan transfer teknologi yang diberikan. “Sistem ini mencerminkan keberhasilan model diseminasi yang telah dijalankan di Indonesia. Ini tonggak penting bagi keselamatan publik Timor Leste,” ujarnya.

Dalam jangka panjang, kolaborasi kedua negara diarahkan untuk mendukung program “Early Warning for All & Early Action by All”, sesuai target PBB agar seluruh komunitas di wilayah berisiko tsunami telah siap dan tangguh pada tahun 2030.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved