BI NTT Hasilkan 52 Ribu KWh Listrik Hijau dari Limbah Operasional,  PLN Perpanjang Kerja Sama

Bank Indonesia NTT dan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT untuk memperpanjang kerja sama pemanfaatan limbah operasional sebagai bahan co-firing

Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
KERJA SAMA - Penandatanganan perjanjian kerja sama pemanfaatan limbah operasional sebagai bahan co-firing  di Kantor PLN UIW NTT, oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Adidoyo Prakoso dan General Manager PLN UIW NTT F. Eko Sulistyono, Senin 6 Oktober 2025. 

Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Program waste to energy yang dijalankan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) terbukti memberikan kontribusi nyata terhadap produksi energi hijau di daerah.  Sepanjang periode Agustus 2024 hingga Juli 2025, BI NTT berhasil mengirimkan 58 ton limbah operasional ke PLTU Bolok, yang kemudian menghasilkan 52.199,1412 kWh listrik hijau melalui proses co-firing.

Keberhasilan tersebut menjadi dasar bagi Bank Indonesia NTT dan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT untuk memperpanjang kerja sama pemanfaatan limbah operasional sebagai bahan co-firing hingga Februari 2030. 

Penandatanganan perjanjian telah dilaksanakan  di Kantor PLN UIW NTT, pada Senin 6 Oktober 2025  oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Adidoyo Prakoso dan General Manager PLN UIW NTT, F. Eko Sulistyono.

“Pemanfaatan limbah operasional BI mampu menghasilkan lebih dari 52 ribu kWh energi hijau, yang turut mendukung upaya pengurangan emisi karbon dan transisi energi berkelanjutan di NTT,” ujar Adidoyo Prakoso, Rabu (8/10/2025). 

F. Eko Sulistyono mengatakan   limbah operasional BI memiliki nilai kalori tinggi dan tidak termasuk limbah B3, sesuai hasil uji laboratorium oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

“Limbah ini memenuhi kriteria bahan bakar jumputan padat kelas 1, sehingga layak digunakan untuk kebutuhan co-firing PLTU Bolok,” ungkapnya.

Program co-firing di PLTU Bolok menjadi bagian dari peta jalan nasional dekarbonisasi yang bertujuan menurunkan emisi dari pembangkit listrik berbasis batubara. Melalui kerja sama ini, Bank Indonesia NTT tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperkuat kontribusi terhadap green economy di tingkat daerah.

“Ke depan, BI NTT akan terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga kesinambungan ekonomi hijau dan ketersediaan Rupiah layak edar di seluruh penjuru NTT,” ujar Adidoyo. (iar) 

 

 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved