Opini
Opini: Menalar Makan Bergizi Gratis
Program makan bergizi gratis bukanlah program baru di Indonesia tetapi sudah ada sejak zaman Orde Baru.
Orang-orang miskin tetap menjadi orang miskin kendati pemerintah terus berganti wajah.
Mengapa demikian karena orang miskin telah terpancaran radiasi "biasa normalisasi kebaikan".
Radiasi ini menciptakan satu kesan bahwa orang yang memberi uang tunai menjelang pemilu adalah orang baik.
Bias normalisasi kebaikan ini telah menjadi banalitas di negeri ini sehingga relasi pemimpin dan rakyat terjalin sebatas menjelang pemilu dan setelah itu masing-masing berjalan sendiri tanpa komunikasi hingga akhir periode kepemimpinan.
Namun dalam konteks makan siang gratis bias normalisasi kebaikan jauh lebih menggiurkan daripada programa lain sebab bagi orang miskin program ini adalah kesempatan meringankan kondisi ekonomi. Akan tetapi pemikiran ini sepintas lalu tetapi mengandung bahaya.
Bahaya yang ada di balik bias normalisasi kebaikan makan bergizi gratis ini adalah rakyat miskin harus bekerja keras demi membayar pajak yang terus dinaikan dan peluang untuk korupsi baru tercipta di sana.
Maka sebelum menerima kebijakan yang ada perlu dikaji secara mendalam agar tidak menjadi bumerang dan bom waktu yang bisa menghancurkan negeri ini.
MBG Vs PMT-AS
Makan bergizi gratis di era kepemimpinan Presiden Prabowo bukan hal baru tetapi sudah ada sejak zaman Orde Baru hingga awal masa Reformasi.
Bahkan di zaman Presiden Megawati Soekarnoputri program ini sukses dengan nama Program Makan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS).
Saat itu yang disediakan oleh pemerintah adalah kacang hijau, teh dan pisang goreng.
Sebagai salah saatu penerima PMT-AS, sangat-sangat bersyukur karena program itu sungguh dirasakan oleh anak-anak sekolah.
Sebelum disantap anak-anak wajib menyampaikan lagu PMT-AS, sebagai ungkapan terima kasih kepada pemerintah.
Jika boleh jujur Program PMT-AS jauh lebih bermanfaat dan tepat sasaran karena program ini tidak untuk seluruh sekolah dan semua anak tetapi ditujukan kepada daerah-daerah terpencil dengan perekonomian yang lambat dan kehidupan rakyatnya masih miskin sehingga program ini benar-benar menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil.
Namun ketika program makan bergizi gratis dibawa dalam kampanye, mau tidak mau harus diwujudkan kepada semua orang entah itu dia kaya atau miskin tanpa membeda-bedakannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.