Undana

Prof. Maxs Sanam Sebut Masalah Rabies Bisa Diatasi dengan Komitmen Masyarakat

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc menegaskan virus rabies bukanlah penyakit baru, melainkan sudah lama ada di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Namun, banyak negara telah berhasil mengendalikan bahkan menghilangkan penyakit mematikan ini.

"Sudah banyak negara yang sukses menangani masalah rabies," ungkap Prof. Maxs kepada POS-KUPANG.COM, Selasa 26 Agustus 2025.

Menurutnya, faktor paling penting dalam menangani rabies adalah komitmen dari semua pihak, terutama masyarakat. 

Ia mencontohkan Inggris yang berhasil bebas rabies sejak lebih dari dua abad lalu.

Baca juga: Undana Gelar Konferensi Internasional ICAHMedScience 2025, Bahas Isu One Health dan Tantangan Global

"Waktu itu di Inggris, semua anjing tidak boleh dilepas berkeliaran, tapi harus dikandangkan. Masa inkubasinya panjang. Kalau muncul gejala, dipanggil petugas dan dilakukan eutanasia. Karena rabies itu menular hanya melalui gigitan," jelasnya.

Prof. Maxs kemudian mempertanyakan kesiapan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk taat pada aturan yang berlaku. 

Ia menyoroti masih adanya praktik penyelundupan anjing dari Flores meski pemerintah sudah melarang keras.

"Masyarakat harus patuh terhadap semua aturan yang dikeluarkan pemerintah, terutama untuk vaksinasi anjingnya. Jangan sampai aturan dibuat tapi tidak ditaati," tegasnya.

Ia menambahkan, vaksinasi massal anjing merupakan langkah kunci dalam memutus mata rantai penyebaran rabies. 

Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat anjing dengan tertib akan sangat menentukan keberhasilan NTT keluar dari status darurat rabies. (rey)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini