Pastoral pendidikan itu meliputi Sekolah Menengah Pertama Katolik dan Sekolah Menengah Atas Katolik St. Josef Freinademetz Tambolaka.
SMPK San Jose ini sebagai satu-satunya sekolah unggul yang ada di pulau Sumba dan tamatannya sudah kuliah dan berkarya di berbagai lembaga dan instansi yang ada di seluruh pulau Sumba dan sekitarnya.
Sedangkan SMA Katolik St. Josef Freinademetz (SMAFREND- Tambolaka) baru saja didirikan pada 5 Januari 2022.
SMAFREND telah menorehkan prestasi brilian tingkat kabupaten bahkan tingkat Nasional.
Pada tingkat Kabupaten, Pada 2 Mei 2025 (Hari Pendidikan Nasional), peserta didik juara satu lomba tulis dan baca puisi, juara tiga lomba menulis esai, juara tiga lomba cerdas- cermat antar SMA/SMK seluruh Kabupaten Sumba Barat Daya.
Itu prestasi tingkat lokal. Sedangkan prestasi tingkat nasionalnya adalah mendapatkan penghargaan dari Mendiknas karena rapor pendidikannya hijauh selama dua tahun berturut-turut dengan sumbangan dana Rp 45 juta dari kementerian Pendidikan Nasional.
Lebih dari itu ada tiga peserta didik angkatan pertama sekolah ini lulus masuk kedokteran. Inilah prestasi membanggakan sekolah asuhan misionaris SVD.
Prestasi gemilang lain dari SMAFREND- Tambolaka adalah, pada tahun ini 6 peserta didik yang lolos seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten dari 80-an SMA/SMK yang ada di Sumba Barat Daya.
Dari kota Tambolaka SMAFREND memancarkan terang cahaya pengetahuan kepada gelap dunia hari ini.
Terang Sang Sabda di Tanah Sumba, Menyembuhkan Yang Terluka
Perayaan Yubilium 150 tahun SVD sejagat dan 40 tahun SVD periode kedua di Pulau Sumba mengusung tema, “Terang Sang Sabda di Tanah Sumba, Menyembuhkan Yang Terluka.”
Luka-luka apa saja yang disembuhkan oleh para misionaris SVD di pulau ini?
Luka-luka pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial yang ada di pulau ini secara perlahan dijamah dan dibalut oleh para misionaris SVD dengan sentuhan pendekatan pastoral praktis yang menyapa realitas mereka.
Aneka pendekatan yang digunakan adalah pastoral terlibat, hadir dan masuk di dalam realitas budaya orang Sumba dan menjadikan tradisi dan budaya mereka menjadi bagian dari budaya SVD sendiri yang tak terpisahkan dalam menjelmakan Sang Sabda di pulau ini.
Artinya msionaris SVD melalui pastoral paroki dan pendidikan mengaungkan Sabda lewat sikap dan tindakan nyata sehingga umat sungguh-sungguh menyadari bahwa Tuhan yang menjelma menjadi manusia itu selalu setia berjalan bersama dalam setiap kegembiaraan dan duka hidup dunia hari ini.
Luka- luka yang dialami oleh umat mesti disembuhkan dengan percikan Sabda dan balutan putih lembutnya alunan Sabda yang mengalir tanpa henti di sepanjang musim yang datang silih berganti.
Mari kita bergandeng tangan bersama menjadi peziarah harapan yang memberi peneguhan kepada umat di pulau Sumba ini menjadi Sumba yang selalu dirindukan dan mampu memancarkan kebaikan umum kepada dunia.
Dari Pulau Sumba yang indah dengan sajian beribu bukit, dan beribu kuda kupanggil namamu untuk berjaga agar nyeri luka yang sedang terasa di dada ini tak hanyut bersama gelap malam-malam yang enggan siang.
Jejak-jejak misi yang masih ada dan dilanjutkan oleh misionaris SVD periode kedua ini adalah lanjutan dari misi yang dirintis oleh misonaris periode pertama. Bersama Santo Arnoldus janssen, pendiri SVD kita berdoa;
“Di hadapan terang sabda Allah dan Roh Pemberi Karunia Lenyaplah Kegelapan Dosa dan Kebutaan Manusia tak Beriman, dan Semoga Hati Yesus Hidup dalam Hati Semua Manusia.” (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News