Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kabut tipis turun menyelimuti lereng Gunung Mutis, gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur. Di tengah kesejukan pegunungan yang bersahaja, suara lantang "Merdeka!" menggema, mengiringi kibaran bendera merah putih raksasa yang dibentangkan puluhan orang dari berbagai etnis dan komunitas di NTT.
Momentum itu menjadi penanda sejarah baru bagi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi NTT, yang untuk pertama kalinya menggelar Camping Kemerdekaan di kawasan Mutis, pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Rombongan sekitar 75 peserta dari beragam paguyuban dan komunitas berangkat menuju kawasan Fatumnasi. Jalur sempat terhambat oleh longsor, namun bantuan masyarakat setempat membuat perjalanan kembali lancar. Semangat untuk tiba di lokasi seakan tak tergoyahkan.
Malam itu, api unggun menyala hangat. Di sekelilingnya, peserta larut dalam pentas seni, pembacaan puisi, nyanyian kebangsaan, dan senam kebersamaan. Suasana yang sederhana namun penuh keakraban itu seolah menegaskan bahwa kebinekaan bukanlah penghalang, melainkan perekat persaudaraan.
"Camping Merdeka ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga cara menjaga kekompakan lintas paguyuban," ujar Ketua Panitia, Poedji Watono yang juga sebagai ketua Paguyuban K2S Jawa dalam keterangannya, Kamis 21 Agustus 2025.
Keesokan harinya, kabut semakin tebal ketika rombongan tiba di titik puncak. Dengan penuh khidmat, upacara pengibaran bendera dimulai. Ketua FPK NTT, Ir. Theodorus Widodo, bertindak sebagai inspektur upacara.
Mantan Wakapolres TTS, Gede Ariabawa, S.Sos., MH, sebagai ketua Banjar Dharma Agung Bali memimpin barisan sebagai komandan upacara. Doa dipanjatkan oleh Mualim Chaniago dari Ikatan Keluarga Minang, sementara pengibaran bendera dipimpin oleh Kiyai Pono Musariyo Kerto.
Di tengah udara sejuk 2.427 meter di atas permukaan laut itu, bendera merah putih raksasa dibentangkan bersama. Seluruh peserta, dari anak muda hingga orang tua, menahan haru.
"Suasana sangat haru, apalagi ketika bendera raksasa dibentangkan bersama di tengah kabut tebal Mutis. Itu pengalaman luar biasa," kata Koordinator Lapangan, Pono MS, dengan mata berkaca-kaca.
Ketua FPK NTT sekaligus Ketua Perhimpunan Indonesia Tinghoa NTT, Theodorus Widodo, menyebut momentum ini sebagai sesuatu yang fenomenal. "Untuk pertama kalinya kita bisa melaksanakan upacara bendera sekaligus membentangkan merah putih raksasa di puncak Mutis. Ini berbeda dari biasanya dan menjadi simbol nyata persatuan dalam keberagaman," tegasnya.
Menurut Theo, Camping Kemerdekaan ini menjadi titik temu beragam etnis dan organisasi.
Hadir di antaranya Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Paguyuban Bali, Ikatan Keluarga Ende Flores, Keluarga Minang Saiyo Sakato, Kerukunan Keluarga Pasangan Mangle, serta Komunitas Motor CB Kupang. Bendahara FPK, Mualim Chaniago, menilai kegiatan ini mempertegas posisi FPK sebagai rumah bersama.
"FPK adalah wadah pemersatu. Di sini kita tidak lagi bicara perbedaan, melainkan bagaimana membangun negeri dalam kebersamaan," ujarnya.
Tak hanya larut dalam euforia perayaan, peserta juga membawa misi sosial. Paket sembako disalurkan kepada masyarakat adat di sekitar Gunung Mutis.
"Ini bukan sekadar camping, melainkan wujud nyata FPK sebagai jembatan persatuan di tengah kebinekaan. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan memberi inspirasi," pungkasnya. (rey)
Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS