Pada sesi kedua, peserta mendapatkan materi dari dua narasumber yakni Ester Elisabeth Umbu Tara, pendiri Komunitas Bacarita Pangan Lokal, serta Habsibah M.M. Betty, ahli gizi dari UPTD Puskesmas Kupang Kota.
Keduanya membahas tentang bagaimana pangan lokal bisa diolah secara kreatif sesuai kebutuhan gizi masyarakat modern tanpa kehilangan nilai tradisionalnya. Diskusi ini menjadi wadah pertukaran gagasan yang inspiratif, terutama bagi siswa-siswi yang hadir.
Haris Budiharto kembali menegaskan pentingnya gerakan bersama untuk membangkitkan minat generasi muda mengonsumsi pangan lokal.
“Kegiatan ekskursi maupun workshop pangan lokal ini diharapkan menjadi ruang berbagi ilmu bagi generasi muda. Kita ingin mengatasi isu kurangnya minat generasi muda terhadap pangan lokal sekaligus menjawab tantangan krisis pangan di NTT. Mari kita gerakkan kembali budaya konsumsi pangan lokal demi keberlanjutan masa depan,” tegasnya.
Workshop ini dihadiri oleh puluhan siswa dari SMA Kristen Mercusuar, SMA Negeri 1, 2, 3, dan 5 Kupang, serta SMK Negeri 3 Kupang. Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka mengikuti diskusi, games, hingga menikmati pangan lokal yang disajikan.
Dengan semangat “Merayakan Rasa, Merawat Akar,” kegiatan ini membuktikan bahwa kuliner bukan sekadar makanan, tetapi juga identitas budaya yang menghubungkan generasi masa kini dengan akar tradisinya. (uge)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS