Oleh: Wilhelmus Mustari Adam,SE.,M.Acc
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Akuntansi Sektor Publik Universitas Brawijaya, Malang
POS-KUPANG.COM - Ketika Indonesia memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaannya pada 17 Agustus 2025, Nusa Tenggara Timur ( NTT) menjadi cermin perjalanan bangsa yang penuh dengan dinamika pembangunan.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik (2024 & 2025) menghadirkan gambaran yang kompleks: di satu sisi menunjukkan kemajuan yang patut diapresiasi, namun di sisi lain mengungkap tantangan infrastruktur yang masih memerlukan perhatian serius.
Tren Positif yang Menggembirakan
Dalam konteks pembangunan manusia, NTT menunjukkan tren yang sangat menggembirakan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) provinsi ini terus mengalami peningkatan konsisten dari 66,93 pada 2020 menjadi 69,14 pada 2024.
Kenaikan sebesar 2,21 poin dalam empat tahun ini mencerminkan komitmen serius pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Baca juga: Opini: Bahaya Ekosida
Sejalan dengan peningkatan IPM, angka kemiskinan juga menunjukkan penurunan yang konsisten.
Dari 20,05 persen pada 2022, angka kemiskinan berhasil ditekan menjadi 19,48 persen pada 2024, meski secara absolut masih melibatkan 1,3 juta jiwa dari total 5,66 juta penduduk NTT.
Penurunan ini, meskipun gradual, menandakan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan mulai memberikan dampak nyata.
Momentum positif juga terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami akselerasi. Dari 3,08 persen pada 2022, pertumbuhan ekonomi NTT meningkat menjadi 3,73 persen pada 2024.
Meski masih di bawah rata-rata nasional, tren peningkatan ini memberikan harapan bahwa fondasi ekonomi daerah semakin menguat.
Infrastruktur Jalan: Tantangan yang Mendesak
Namun, di balik capaian positif tersebut, kondisi infrastruktur jalan provinsi NTT menghadirkan keprihatinan yang mendalam.
Data 2024 menunjukkan bahwa dari total 2.687,31 km jalan provinsi, hanya 45,89 persen (1.233,28 km) yang berada dalam kondisi baik.
Sementara itu, 19,26 persen jalan berada dalam kondisi rusak berat (517,71 km), suatu angka yang cukup mengkhawatirkan.
Disparitas kondisi jalan antar kabupaten juga sangat mencolok. Di satu sisi, Kabupaten Kupang memiliki jalan berkondisi baik terpanjang (174,8 km), namun juga memiliki jalan rusak berat yang cukup signifikan (91,85 km).
Kontras yang mencolok terlihat di Kabupaten Sumba Timur, di mana jalan rusak berat (119,4 km) bahkan melebihi jalan berkondisi baik (70,16 km).
Kabupaten Manggarai Timur memiliki Panjang jalan kategori rusak dan rusak berat (74,58km). Fenomena ini mencerminkan ketimpangan investasi infrastruktur yang perlu mendapat perhatian khusus.
Disparitas ini bukan sekadar angka statistik, melainkan cerminan ketimpangan akses dan peluang ekonomi.
Jalan yang rusak menjadi penghalang bagi distribusi hasil pertanian, akses pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan sektor pariwisata yang menjadi andalan NTT.
Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, infrastruktur jalan yang buruk berpotensi menghambat realisasi kemajuan IPM dan pengurangan kemiskinan yang telah dicapai.
Refleksi pada Semangat Kemerdekaan
Dalam semangat HUT Kemerdekaan ke-80, kondisi NTT ini mengingatkan kita pada makna fundamental kemerdekaan: kebebasan untuk berkembang dan maju.
Data yang ada menunjukkan bahwa NTT sedang dalam proses transformasi, dengan pencapaian di bidang pembangunan manusia yang patut dibanggakan, namun masih terkendala oleh infrastruktur yang belum memadai.
Infrastruktur jalan yang baik bukan hanya soal konektivitas fisik, tetapi juga konektivitas ekonomi, sosial, dan budaya.
Jalan yang rusak menjadi penghalang bagi petani untuk mengangkut hasil bumi, bagi anak-anak untuk menuju sekolah, dan bagi masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan.
Dalam konteks ini, perbaikan infrastruktur jalan menjadi investasi strategis untuk mempercepat pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.
Rekomendasi Strategis
Memasuki dekade ke-9 kemerdekaan Indonesia, NTT memerlukan strategi pembangunan yang lebih terfokus dan terintegrasi:
Pertama, diperlukan percepatan rehabilitasi jalan provinsi dengan prioritas pada daerah-daerah yang memiliki rasio jalan rusak berat tinggi, seperti Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Manggarai Timur, dan Kabupaten Kupang.
Program ini perlu didukung dengan alokasi anggaran khusus dan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah.
Kedua, implementasi sistem pemeliharaan jalan yang preventif dan berkelanjutan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Investasi dalam pemeliharaan rutin terbukti lebih ekonomis dibandingkan rehabilitasi total.
Ketiga, mengoptimalkan potensi ekonomi lokal melalui pengembangan infrastruktur yang mendukung sektor unggulan NTT, seperti pariwisata, peternakan, dan pertanian.
Jalan yang baik akan mempercepat distribusi produk lokal dan meningkatkan daya saing ekonomi daerah.
Harapan di Penghujung
Ketika Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaannya, NTT berdiri di persimpangan antara tantangan dan peluang.
Data menunjukkan bahwa fondasi pembangunan manusia semakin kokoh, namun infrastruktur sebagai penopang utama masih memerlukan perhatian serius.
Optimisme tetap menjadi modal utama. Tren positif IPM, penurunan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten memberikan sinyal bahwa NTT sedang bergerak ke arah yang tepat.
Yang diperlukan adalah akselerasi dan fokus yang lebih tajam, terutama dalam pembangunan infrastruktur.
Semangat kemerdekaan mengajarkan kita bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk bangkit lebih kuat.
NTT, dengan segala potensi dan keunikannya, memiliki peluang besar untuk menjadi contoh keberhasilan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Di usia Indonesia yang ke-80, mari kita jadikan momentum ini sebagai titik tolak untuk mewujudkan NTT yang lebih maju, sejahtera, dan terhubung dengan baik.
Karena kemerdekaan sejati bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan, tetapi juga kebebasan dari kemiskinan, keterisolasian, dan keterbatasan akses terhadap kemajuan.
Dirgahayu Indonesia ke-80. Jayalah NTT, Jayalah Indonesia! (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News