Opini

Opini: Kramagung Leba Wai, Antara Peran dan Saksi

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gregorius Nggadung

Di era Antroposen ini, ketika krisis ekologi dan alienasi sosial mencapai titik kritis, ritual seperti Leba Wa'i justru menjadi semakin relevan. 

Praktik "membersihkan diri" sebelum memasuki wilayah baru bukan hanya tentang spiritualitas, tetapi juga tentang etika ekologi. 

Ia mengajarkan kesadaran, bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar, bukan penguasanya.

Konsep "penghormatan antarwilayah"  yang terkandung dalam ritual ini juga menawarkan pelajaran berharga tentang diplomasi lokal dan resolusi konflik. 

Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, ide tentang "mengetuk pintu" sebelum memasuki ruang orang lain—baik secara fisik maupun simbolis—adalah etika yang patut direvitalisasi.

Tantangan Pelestarian di Era Digital

Ironisnya, di era digital ini, ritual yang sederhana seperti Leba Wa'i justru menghadapi ancaman kepunahan. 

Generasi muda yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial mungkin tidak lagi memahami nilai dari ritual yang "tidak instagramable" ini. 

Tumpukan daun di samping jalan hutan tidak sepopuler foto makanan atau selfie di tempat wisata.

Namun, justru di sinilah letak tantangan dan peluang. Bagaimana kita bisa mentransmisikan nilai-nilai filosofis dari Leba Wa'i tanpa kehilangan esensinya? 

Apakah mungkin mengemas kearifan tradisional ini dalam bahasa yang dipahami generasi digital tanpa mengkhianati substansinya?

Hutan Mbengan, dengan ritual Leba Wa'i-nya, menantang arogansi sainstisme untuk mengakui bahwa ada dimensi-dimensi realitas yang tidak dapat dijangkau oleh metode ilmiah konvensional. 

Tumpukan daun-daun yang ditinggalkan para pelaku ritual mungkin tidak dapat "dibuktikan" secara ilmiah memiliki kekuatan membersihkan, tetapi efektivitasnya dalam mengatur kehidupan komunitas dan memberikan makna eksistensial adalah fakta yang tidak dapat dibantah.

Antara Konservasi dan Transformasi

Leba Wa'i mengajarkan kita, bahwa pembersihan sejati bukan hanya tentang menghilangkan kotoran fisik, tetapi juga tentang transformasi spiritual dan sosial. 

Halaman
123

Berita Terkini